Apakah usus buntu dapat menyebabkan kematian

KOMPAS.com – Usus buntu merupakan salah satu penyakit yang bisa menimbulkan kematian apabila dibiarkan terus berlanjut tanpa penanganan yang tepat.

Dikutip dari MedicalNewsToday, penyakit usus buntu terjadi saat bagian usus yang disebut usus buntu atau appendix mengalami peradangan.

Gejala awal pada usus seringkali bervariasi pada setiap orang. Selain itu, gejala penyakit ini juga sering dikira sebagai gejala dari penyakit lain.

Lantas, apa saja gejala awal pada usus buntu?

Baca juga: Gejala Awal Stroke, Ketahui Sebelum Terlambat!

Gejala awal usus buntu

Gejala awal dari usus buntu umumnya ditandai dengan nyeri perut yang tiba-tiba.

Rasa nyeri itu dimulai di dekat pusar dan saat memburuk akan bergeser ke sisi kanan bawah perut.

Dalam beberapa jam, kondisi itu semakin sakit apalagi saat bergerak, ambil napas dalam, batuk, hingga bersin.

Sayangnya, tidak semua orang dengan usus buntu memiliki gejala awal yang sama.

Umumnya terjadi gejala nyeri perut hebat, tetapi beberapa orang hanya merasakan nyeri perut ringan, bahkan tidak sama sekali.

Akan tetapi, 50 persen kasus usus buntu biasanya akan mengalami gejala awal sebagai berikut:

  1. Mual
  2. Muntah
  3. Kehilangan selera makan
  4. Sembelit atau diare
  5. Ketidakmampuan mengeluarkan gas
  6. Demam ringan dan menggiggil
  7. Suhu antara 99 sampai 102 derajat Fahrenheit
  8. Perut bengkak
  9. Ingin buang air besar untuk meredakan ketidaknyamanan.

Baca juga: Gejala Awal Diabetes, Apa Saja?

Apa itu penyakit usus buntu?

Apakah usus buntu dapat menyebabkan kematian
SHUTTERSTOCK/PopTika .

Menurut MayoClinic, usus buntu adalah kantong berbentuk jari yang menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut.

Penyakit usus buntu menyebabkan rasa sakit di perut kanan bawah, namun pada kebanyakan orang rasa sakit dimulai di sekitar pusar dan kemudian berpindah ke kanan bawah perut.

Umumnya saat peradangan memburuk nyeri usus buntu akan meningkat dan akhirnya parah.

Radang usus buntu umumnya terjadi pada rentan usia 10-30 tahun, meski demikian siapapun bisa terkena.

Perawatan standar dari penyakit ini adalah operasi pengangkatan usus buntu.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Sering Tidak Disadari

Penyebab penyakit usus buntu

Apakah usus buntu dapat menyebabkan kematian
SHUTTERSTOCK/SciePro Ilustrasi organ apendiks adalah organ penyebab usus buntu. Salah satu organ vestisial atau organ manusia yang tidak diperlukan oleh tubuh. Ilustrasi operasi usus buntu, pemulihan operasi usus buntu.

Dikutip dari Kemenkes, makanan kerap kali disalahkan sebagai penyebab terjadinya usus buntu.

Faktanya, makanan bukanlah penyebab langsung dari usus buntu.

Dikutip dari HindustanTimes, Ahli Bedah Rumah Sakit Currae, Mumbai dr. Aparna Govil Bhasker menyebut, penyakit usus buntu belum diketahui secara jelas mengenai penyebabnya.

“Penyebab radang usus buntu masih belum diketahui secara jelas, namun dapat terjadi karena penyumbatan lumen usus buntu dengan fekolit (tinja yang mengeras), cacing, penyempitan atau penggunaan obat pencahar yang tidak disengaja,” kata Dia.

Menurutnya, penyakit usus buntu adalah penyebab yang paling sering terjadi dari rasa sakit tiba-tiba dan parah di perut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Pandan, 9/6 (Antarasumut)- Engeline Simanjuntak (13), warga Kecamatan Pinangsori, Tapanuli Tengah, meninggal dunia setelah dirawat dan menjalani operasi usus buntu akut di RSUD Pandan, Tapanuli Tengah, Rabu (8/6).

Kematian Engeline ini menjadi perbincangan hangat di dunia maya, khususnya masyarakat Tapteng, usai foto-foto korban diunggah Nauliberty Simanjuntak di akun facebooknya sekitar 12 jam lalu.

Dalam akun facebook tersebut dituliskan, agar dilakukan penyelidikan terkait hasil operasi yang dilakukan salah seorang dokter RSUD Pandan kepada korban.
Tidak ketinggalan pemilik akun facebook juga menggunggah beberapa foto korban. Dalam foto itu terlihat jelas bahwa bekas operasian korban cukup panjang, yakni mulai dari bawah pusat sampai ke bawah dada.

Keluarga korban, Pangeran Simanjungak, (48) mengatakan, bahwa korban hanya panas tinggi, lalu dibawa ke rumah sakit Pandan. Dan hasil pemeriksaan dokter harus dilakukan operasi karena korban menderita usus buntu. Setelah disepakati keluarga lalu dilakukan operasi. Sehabis operasi kondisi korban terus menurun dan lemas hingga meninggal dunia. Mereka menduga ada yang tidak beres dalam proses operasi tersebut sehingga korban meninggal.

Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Pandan, dr. Sempakata Kaban didampingi KTU nya, Jongga Hutapea yang dikonfirmasi Antara di RSU Pandan, Kamis petang, (9/6), menyayangkan sikap keluarga korban yang menggunggah foto-foto korban sampai membuka perban operasian korban.

“Kita sangat menyayangkan hal itu, karena tidak etis hasil perban yang dilakukan pihak RSU Pandan dibuka mereka, lalu difoto-foto dan dishare ke media sosial hingga ramai tudingan miring seperti sekarang ini. Paling sakitnya, justru kami dituduh melakukan penjualan organ tubuh korban makanya dilakukan pengoperasian sampai sepanjang itu. Seharusnya kalau pihak keluarga merasa ada keberatan bisa dilaporkan langsung kepihak yang berwajib dan melakukan otopsi. Jadi bukan bertindak sendiri membuka perban operasian dan memfoto serta membagi-bagikan. Jadi semua ada mekanismenya,”keluhnya Kaban

Ditambahkannya, bahwa dokter sudah melakukan penyelamatan dan bekerja sesuai SOP dan ada tandatangan persetujuan keluarga pasien jika terjadi sesuatu hal. Karena memang kondisi pasien sudah parah, bukan usus buntu biasa, melainkan sudah akut dan sudah pecah, sehingga usus bernanah. Salah satu penyelamatan yang dilakukan membersihkan nanah tersebut dari bagian usus.

“Saat ini dokter yang menangani korban sedang melakukan operasi, karena banyak pasien kita yang harus operasi. Jadi kami sedang mempersiapkan kronologis kejadian serta upaya yang dilakukan dokter dan pihak RSUD Pandan. Hanya saja dokternya masih melakukan operasi. Nanti sesudah selesai kami akan sampaikan kepada media kronologisnya,”katanya.

Bisakah meninggal karena usus buntu?

Penyakit usus buntu (apendisitis) menyebabkan peradangan pada usus buntu (apendiks). Jika tidak diobati, bisa jadi usus buntu akan pecah. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan medis segera karena bisa menyebabkan kematian.

Apa ciri ciri usus buntu pecah?

Ciri-ciri usus buntu pecah di atas bisa muncul selang dua hari sejak gejala usus buntu awal terasa. Di antaranya demam ringan, mual dan muntah, sakit perut terutama di sekitar pusar dan menjalar ke kanan bawah, dan begah.

Apakah usus buntu bisa mengancam nyawa?

Jika tidak segera diangkat, usus buntu yang bengkak atau terinfeksi bisa pecah dan menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Tanpa adanya intervensi bedah, radang usus buntu pecah sangat berisiko menyebabkan perforasi (perlubangan) usus. Perforasi usus adalah kondisi yang dapat mengancam nyawa.

Berapa lama usus buntu bisa pecah?

Pecahnya usus buntu dapat terjadi 36 jam setelah timbulnya gejala. Gejala umum usus buntu adalah nyeri yang dimulai di sekitar pusar diikuti dengan muntah. Beberapa jam kemudian, nyeri berpindah ke perut bagian bawah di sisi kanan.