Apakah dampak negatif dari proses disintegrasi bangsa

Salah satu permasalahan sosial yang berada dalam kehidupan masyarakat adalah disintegrasi. Secara makna, disintegrasi memiliki kebalikan arti dari integrasi. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh.

Disintegrasi menjadi masalah karena menjadi penyebab kehancuran dan terpecah belahnya bangsa. Disintegrasi adalah salah satu contoh perpecahan dalam masyarakat. Disintegrasi adalah konsep yang sangat berkaitan dengan konflik dan ketidakstabilan.

Tidak jarang, kemunculan disintegrasi adalah akibat dari adanya kejahatan dan kekerasan. Oleh karenanya dapat diartikan bahwa disintegrasi adalah proses yang bisa terjadi pada kelompok, komunitas, bahkan budaya. Jika berlanjut, disintegrasi akan menyebabkan keruntuhan masyarakat.

Penjelasan Singkat Disintegrasi

Bila merunut pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah proses pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Disintegrasi adalah tindakan atau proses perpecahan sehingga menimbulkan kehancuran. Disintegrasi adalah proses sesuatu menjadi lemah atau sedang dihancurkan dengan memecah menjadi lebih kecil.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa disintergasi adalah ketika satu hal terpecah menjadi beberapa bagian atau tidak ada lagi. Disintegrasi adalah kebalikan dari integrasi. Jika integrasi adalah proses menyatukan banyak hal atau orang, disintegrasi berarti segalanya menjadi berantakan. Disintegrasi adalah ketika semuanya berantakan.

Faktor Penyebab Disintegrasi

Pengetahuan akan disintegrasi menjadi sangat penting diketahui oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dipelajari dalam dalam konteks kebangsaan dan pendidikan. Selain itu, perlu diketahui pula bahwa ada beberapa faktor penyebab disintegrasi nasional atau penghambat integrasi sebagaimana dirumuskan Tholib dalam “Modul Pembelajaran PPKn: Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika” (2020).

Advertising

Advertising

Beberapa faktor itu antara lain:

1. Retaknya hubungan toleransi antar golongan. 2. Ketiadaan rasa menghargai terhadap keragaman yang bersifat heterogen. 3. Tidak adanya kesadaran masyarakat ndonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.

4. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan hasil-hasil pembangunan. Upaya untuk mencapai proses integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan antarbudaya.

Baca Juga

Berikut beberapa contoh dari disintegrasi nasional yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Antara lain:

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia

Pemberontakan ini terjadi akibat perbedaan ideologi antara komunis dan Pancasila. Konflik ini berawal dari sakit hati Amir Syarifuddin yang diberhentikan sebagai menteri. Amir kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berisi tiga partai besar komunis dengan tujuan menjatuhkan kabinet Mohammad Hatta.
Usaha-usaha untuk mencapai proses integrasi nasional dan menghindari disintegrasi nasional dapat dilakukan dengan menjaga keselarasan antarbudaya dan rasa persatuan. Hal itu dapat terwujud dengan adanya harmonisasi dari peran pemerintah dan partisipasi masyarakat.

2. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Gerakan pemberontakan RMS muncul atas bekingan dari adanya penolakan masyarakat Maluku, terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka menolak jika Negara Indonesia Timur, digabungkan ke dalam NKRI dan ingin mendirikan negaranya sendiri, yaitu Republik Maluku Selatan.

Baca Juga

Pembelotan kelompok ini terjadi pada bulan Maret sampai April 1950 di Makassar, Sulawesi Selatan. Andi Aziz merupakan mantan pasukan KNIL atau tentara Hindia Belanda. Ia bersama pasukannya melakukan pemberontakan karena merasa tidak senang dengan kedatangan APRIS.

Tidak hanya itu, Andi Aziz juga berusaha untuk mempertahankan Negara Indonesia Timur (NIT). Pemberontakan Andi Aziz ditaklukkan oleh pasukan militer Indonesia yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

4. Pemberontakan PRRI dan PERMESTA

Bentuk disintegrasi di Indonesia selanjutnya adalah pemberontakan dari PRRI dan PERMESTA. PRRI merupakan sebuah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia. Pemberontakan ini terjadi akibat angkatan darat di Sulawesi dan Sumatera merasa tidak diperlakukan dengan adil dibandingkan tentara di Jawa yang lebih sejahtera. Pemberontakan ini mendapat dukungan rakyat, yang kemudian bernama PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta).

Baca Juga

 Demikianlah penjelasan mengenai disintegrasi yang bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti ekonomi, pendidikan, agama, hukum, pembangunan, dan politik. Disntegrasi terjadi di berbagai lapisan kehidupan masyarakat di Indonesia baik yang melibatkan kelompok ataupun organisasi kemasyarakatan dari lingkup yang kecil hingga besar.

Jakarta -

Disintegrasi bangsa menjadi permasalahan yang cukup serius bagi bangsa dan negara. Disintegrasi dapat memicu berbagai konflik yang lebih besar bahkan tidak menutup kemungkinan melahirkan bangsa baru.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; dan perpecahan.

Dikutip dari Jurnal Humaniora Universitas Gadjah Mada (UGM), dinamika suatu masyarakat dapat dipacu dengan adanya pengakuan dari perbedaan. Namun demikian, tidak dapat dihindari bahwa perbedaan juga dapat memunculkan konflik sosial yang dapat mengganggu kestabilan kehidupan masyarakat.

Faktor Penyebab Disintegrasi Bangsa

Dalam kacamata sosial, keberagaman etnis yang ada dalam sebuah wilayah dapat memicu disintegrasi sosial yang mengarah pada konflik. Dikutip dari Buku Integrasi dan Disintegrasi dalam Perspektif Budaya oleh Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, Konflik terdiri dari dua fase, yaitu fase disorganisasi dan fase disintegrasi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial menuju disintegrasi maupun integrasi. Seperti tujuan dari kelompok, sistem sosial, sistem tindakan, dan sistem sanksi. Sementara itu, gejala disintegrasi dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Sebagai berikut:

1. Ketidaksesuaian anggota kelompok mengenai tujuan kehidupan sosial kemasyarakatan yang telah disepakati.

2. Norma dan nilai sosial yang ada sudah tidak mampu lagi untuk membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan baik individu maupun kelompok.

3. Norma dan nilai kelompok yang telah disepakati anggota kelompok saling bertentangan satu sama lain.

4. Sanksi yang diterapkan sebelumnya sudah lemah bahkan tidak dilaksankan dengan konsekuen.

5. Tindakan anggota masyarakat telah bertentangan dengan norma dan nilai kelompok.

Sementara itu, Dahlan Hi Hasan dalam artikelnya yang berjudul Distingerasi sebagaimana diterbitkan dalam Jurnal ACADEMICA menjelaskan, ada tiga kemungkinan penyebab terjadinya disintegrasi bangsa yaitu sebab internal, kultural, dan struktural. Berikut penjelasannya:

1. Internal

Sebab internal ini berasal diri sendiri, yakni menyangkut pada kualitas pribadi manusia. Hal ini seringkali terjadi akibat pemahaman dan intepretasi yang kurang tepat terhadap sistem nilai budaya.

Kemudian muncul perilaku fatalistik, intoleran, meninggikan suku bangsa masing-masing, hingga penggunaan bahasa yang tidak proposional.

2. Kultural

Sebab kultural menyangkut tentang pandangan nilai dan sikap mental serta perilaku masyarakat. Pandangan ini muncul dari sistem nilai budaya yang menghargai cara hidup yang menghindari kesenangan duniawi dan keharmonisan.

Kelompok ini memiliki kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat dan berujung pada kesengsaraan orang banyak. Mereka juga tidak saling mengenal dan menghargai kebudayaan kelompok etnis hingga tidak menerima nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

3. Struktural

Sebab struktural terjadi akibat adanya struktur kekuasaan yang memberikan ruang bagi lahirnya disintegrasi bangsa. Contohnya rendahnya legitimasi pemerintahan, kekacauan ekonomi, tingginya represi, banyaknya pelanggaran HAM, hingga ketidakadilan dari pemerintah pusat terhadap daerah.

Simak Video "Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan Pelaku UMKM Buat Daftarkan Merek"



(nwy/nwy)

Konflik merupakan suatu interaksi sosial antara 2 pihak atau lebih dimana salah satu pihak ingin menyingkirkan pihak lain atau setidaknya mendominasi suatu peristiwa. Secara garis besar, konflik dalam skala nasional disebabkan oleh perbedaan idiologi, faktor kepentingan, dan jalannya sistem pemerintahan. Dalam konsep integrasi atau persatuan bangsa, konflik mempunyai dampak negatif, yakni kondisi negara menjadi kacau, munculnya korban jiwa serta kerugian secara ekonomi, menganggu stabilitas serta keamanan terganggu, hingga muculnya krisis di berbagai bidang. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, konflik yang menganggu integrasi bangsa pernah terjadi, diantaranya konflik DI/TII, konflik Aceh, hingga konflik Papua.

Dengan demikian, dampak negatif dari konflik dalam integrasi bangsa adalah kondisi negara menjadi kacau, munculnya korban jiwa serta kerugian secara ekonomi, menganggu stabilitas serta keamanan terganggu, hingga muculnya krisis di berbagai bidang.

Lihat Foto

KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri

Disintegrasi sosial adalah proses perpecahan dalam suatu kelompok masyarakat.

KOMPAS.com - Disintegrasi sosial timbul karena adanya konflik dalam masyarakat. Jika tidak ditangani, ini akan mengganggu stabilitas nasional suatu negara.

Kemunculan konflik tersebut disebabkan oleh perbedaan etnis, agama, bahasa, bahkan ideologi yang tidak dikelola dengan baik.

Pengertian disintegrasi sosial

Arti disintegrasi sosial bisa dipahami dari pengertian kata disintegrasi serta sosial.

Dilansir dari buku Bangkitlah Pancasila!! (Sebuah Gagasan kehidupan Berbangsa dan Bernegara) (2014) oleh Wimmy Halim, secara harfiah disintegrasi berarti perpercahan suatu kelompok bangsa. 

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial berkaitan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.

Jelaskan pengertian disintegrasi sosial! 

Disintegrasi sosial adalah perpecahan suatu kelompok masyarakat yang disebabkan oleh sejumlah faktor.

Baca juga: Alasan Masyarakat yang Heterogen dapat Menghambat Integrasi Sosial

Menurut Mohammad Ali Al Humaidy, dkk dalam buku Etnis Tionghoa di Madura (Interaksi Sosial Etnis Tionghoa dengan Etnis Madura di Sumenep Madura) (2020), berikut pengertian disintegrasi sosial:

"Disintegrasi sosial adalah proses dalam interaksi masyarakat majemuk, di mana satu atau beberapa kelompok berupaya mengunggulkan identitasnya sendiri dan melakukan diskriminasi kepada pihak lain, karena dianggap tidak mengamalkan nilai yang dianggapnya benar".

Dampak disintegrasi sosial

Menurut Sriyana dalam buku Perubahan Sosial Budaya (2020), disintegrasi sosial terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang menyatukan antaranggota kelompok.

Berikut beberapa dampak disintegrasi sosial:

  1. Meningkatnya konflik sosial
  2. Hubungan sosial antarkelompok masyarakat menjadi tidak harmonis
  3. Terganggunya interaksi sosial
  4. Integrasi sosial menjadi terancam
  5. Nilai sosial tidak diterapkan dalam kehidupan sosial.

Contoh disintegrasi sosial

Berikut lima contoh disintegrasi sosial yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat:

  1. Tawuran antarpelajar atau kelompok
  2. Adanya demonstrasi atau unjuk rasa yang ricuh
  3. Peperangan antaretnis atau kelompok
  4. Perselisihan di antara masyarakat karena perbedaan pendapat
  5. Terpecahnya kelompok masyarakat karena perbedaan suku, agama, dan budaya.

Baca juga: Alasan Pentingnya Membangun Integrasi Nasional

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA