- Orang berusia 65-74 tahun
- Ras kulit putih non-Hispanik
- Orang yang menganggur, pensiun, atau tidak mampu bekerja
- Orang dengan pendidikan di bawah SMA
- Orang dengan pendapatan rendah
- Orang yang bercerai, ditinggal mati, atau berpisah
- Perokok yang masih aktif ataupun mantan perokok
- Orang dengan riwayat asma
Risiko komplikasi PPOK
PPOK adalah salah satu penyakit yang berisiko menimbulkan komplikasi. Terdapat beberapa komplikasi PPOK yang mungkin saja terjadi, seperti:
- Masalah jantung: PPOK dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan mengalami perubahan. Kondisi ini disebut dengan aritmia. Masalah jantung lain yang juga mungkin berisiko pada orang dengan PPOK adalah gagal jantung.
- Tekanan darah tinggi: PPOK dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang memasok darah ke paru-paru. Kondisi ini disebut dengan hipertensi paru.
- Infeksi pernapasan: Ketika memiliki PPOK, Anda mungkin akan lebih sering untuk terkena pilek, flu, atau bahkan pneumonia (infeksi paru serius yang disebabkan oleh virus atau jamur). Infeksi ini dapat membuat gejala Anda memburuk atau menyebabkan kerusakan paru lebih lanjut.
Diagnosis PPOK
PPOK adalah penyakit yang terjadi secara perlahan. Penyakit ini biasanya sering terdiagnosis pada orang di atas 40 tahun. Dokter akan mendiagnosis PPOK berdasarkan tanda-tanda dan gejala, riwayat medis dan keluarga, serta hasil tes Anda.
Dokter mungkin akan menanyakan apakah Anda merokok atau pernah mengalami kontak dengan iritan paru, seperti asap rokok, polusi udara, asap zat kimia, atau debu. Dokter juga akan memeriksa Anda dan stetoskop untuk mendengarkan mengi atau suara abnormal lainnya pada dada.
1. Tes fungsi paru
Tes fungsi paru akan mengukur berapa sebanyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan. Tes ini juga dapat mengetahui seberapa cepat Anda dapat membuang napas, dan seberapa baik paru-paru Anda mengantarkan oksigen ke darah.
2. Spirometri
Spirometri digunakan untuk mengukur kemampuan Anda untuk bernapas. Alat ini mengukur seberapa banyak udara yang Anda embuskan dan seberapa cepat Anda dapat membuang napas.
3. Rontgen atau CT scan dada
Tes ini memberikan gambaran struktur dalam dada, seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Gambaran ini bisa memberikan informasi mengenai adanya tanda-tanda PPOK atau tidak.
4. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Darah yang diperiksa menggunakan sampel darah yang diambil dari arteri. Hasil tes ini dapat menunjukkan seberapa parah PPOK Anda dan apakah Anda membutuhkan pengobatan.
Pengobatan penyakit paru obstruktif kronis
Sayangnya, tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Metode terbaik untuk mengatasi PPOK adalah dengan pencegahan dan pengendalian gejala, yakni mencegah kerusakan dan gejalanya tidak memburuk.
Tujuan pengobatan PPOK meliputi:
- Meredakan gejala
- Memperlambat perkembangan penyakit
- Meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif
- Mencegah dan mengobati komplikasi
1. Obat-obatan
- Bronkodilator: obat ini membuat Anda dapat bernapas lebih mudah dengan mengendurkan otot di paru-paru dan memperlebar saluran udara
- Kombinasi bronkodilator dengan kortikosteroid inhalasi: obat jenis steroid diberikan dengan tujuan mengurangi peradangan paru
2. Vaksin
Mendapatkan vaksin secara rutin setiap tahunnya juga menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah memburuknya kondisi dan gejala PPOK. Beberapa vaksin yang dapat mencegah pneumonia adalah:
- Vaksin flu
- Vaksin pneumococcal, yang berfungsi mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae atau pneumococcus). Vaksin ini berguna mencegah penyakit pneumonia
3. Terapi oksigen
Salah satu terapi yang perlu dilakukan adalah terapi oksigen, terutama jika kondisinya sudah cukup parah. Penyakit PPOK adalah penyakit yang menyebabkan seseorang kesulitan mengambil oksigen. Dalam kondisi parah, seseorang terkadang membutuhkan tambahan oksigen melalui terapi oksigen secara rutin.
4. Operasi
Operasi biasanya merupakan pilihan terakhir bagi orang yang menderita gejala parah yang tidak membaik dengan minum obat. Operasi paling sering berkaitan dengan emfisema, termasuk bullectomy dan operasi pengurangan volume paru (LVRS). Transplantasi paru bisa menjadi pilihan bagi orang yang menderita PPOK sangat parah.
- Bullectomy, yaitu pengangkatan gelembung pada kantung udara (bullae) di paru-paru
- Operasi pengurangan volume paru
- Transplantasi paru
Bagaimana cara mencegah PPOK kambuh?
Perubahan gaya hidup dan pengobatan dapat membuat Anda merasa lebih baik, tetap aktif, dan memperlambat perkembangan PPOK. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah PPOK kambuh adalah sebagai berikut:
Berhenti merokok dan hindari iritan paru
Jika Anda merokok, berhentilah. Selain sebagai penyebab utama PPOK, merokok juga berdampak buruk untuk perkembangan penyakit ini. Konsultasikan pada dokter mengenai program dan produk yang dapat membantu Anda berhenti merokok.
Dapatkan bantuan medis yang konstan
Sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tak terputus, terutama jika dokter mengharuskan Anda meminum obat tertentu di sepanjang hidup Anda.
Atasi penyakit dan gejalanya
Jalani program makan untuk mendapatkan cukup kalori dan gizi yang diperlukan tubuh, karena saat menderita PPOK, Anda bisa mengalami kesulitan makan. Tetaplah aktif dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Bersiaplah untuk keadaan darurat
Catat dan simpan nomor telepon dokter, rumah sakit, dan seseorang yang bisa membawa Anda ke rumah sakit di tempat yang mudah diraih. Hubungi dokter jika Anda merasa bahwa gejala Anda memburuk atau jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi, seperti demam.