Apa yang harus dilakukan mahasiswa ketika berada di lingkungan masyarakat yang multikultural

Belajar di kampus, mengikuti berbagai acara, dan berperan aktif dalam organisasi kampus adalah sebagian dari aktivitas mahasiswa. Meski terlihat sederhana, tetapi dengan menjalankan kewajiban itu mahasiswa terlatih untuk tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tetapi juga masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai kaum intelektual, peran dan fungsi mahasiswa tidak sekadar lulus kuliah dan sukses dalam pekerjaannya di kemudian hari. Mahasiswa juga memiliki fungsi sosial yang lebih luas bagi kehidupan bermasyarakat. Berikut ini peran dan fungsi mahasiswa yang harus diketahui para mahasiswa.

Peran mahasiswa bagi kehidupan bermasyarakat

Mahasiswa adalah kalangan akademis yang memiliki tempat tersendiri di dalam masyarakat. Potensi, kelebihan, dan kemampuan yang dimiliki tidak bisa disamakan dengan rakyat lain karena kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dianggap remeh. Inilah beberapa peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat:

  • Menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang tinggal bersama berbagai lapisan masyarakat. Mereka sering melakukan interaksi dengan masyarakat, sehingga para mahasiswa juga lebih memahami permasalahan yang sedang terjadi. Dalam hal ini, mahasiswa berperan menganalisis masalah-masalah tersebut, kemudian menyampaikan realita serta solusinya kepada pemerintah.

Tidak seperti para politikus yang sudah terjun ke dunia politik, mahasiswa merupakan anak muda dengan idealisme yang masih kuat dan pemikiran yang belum terpengaruhi oleh kepentingan politik. Hal ini membuat peran dan fungsi mahasiswa sebagai kontrol politik adalah hal yang tepat. Mahasiswa berperan sebagai pengawas dan partisipan dalam membahas segala hal mengenai politik yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah.

  • Penyambung lidah pemerintah

Selain menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan melakukan kontrol politik, mahasiswa juga berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan sosialisasi mengenai kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Beberapa kebijakan pemerintah mungkin tidak sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat, maka dari itu peran mahasiswa sebagai penerjemah dibutuhkan disini.

Fungsi mahasiswa bagi kehidupan bermasyarakat

Mahasiswa tidak hanya sekadar datang ke kampus untuk belajar dan bertemu teman. Mereka sudah cukup dewasa untuk memiliki idealismenya sendiri, yaitu kebenaran yang murni diyakini oleh mereka tanpa terpengaruhi oleh pihak lain. Atas dasar inilah, mahasiswa menjalankan fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

Mahasiswa adalah agen perubahan yang harus berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan perubahan ke arah lebih baik. Melalui kacamata mahasiswa yang masih netral, mereka bisa melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan di negaranya. Salah satu contoh nyata fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan adalah aksi 1998 ketika orde baru tumbang. Salah satu aksi demo terbesar di Indonesia itu dimotori oleh mahasiswa.

Fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial sangatlah penting. Mahasiswa berfungsi untuk melakukan kontrol kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan saran, kritik, serta solusi untuk permasalahan sosial di masyarakat maupun bangsa. Sebagai kaum akademis dengan intelektual yang tinggi, mahasiswa diharapkan dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk melawan perlakuan birokrasi yang salah.

Hidup di dunia global dengan keterbukaan yang semakin luas membuat nilai-nilai luar dengan mudah masuk ke budaya Indonesia. Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai baik di kalangan masyarakat. Mahasiswa harus mampu mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan tingkatan intelektualnya. 

Mahasiswa adalah penerus bangsa. Mereka adalah generasi baru yang bisa memajukan negaranya. Dengan menjadi mahasiswa berkualitas dan bermoral, masa depan bangsa Indonesia pun akan semakin cerah. Peran dan fungsi mahasiswa ini begitu penting, itulah kenapa para mahasiswa harus menyiapkan dirinya sebaik mungkin.

Fungsi mahasiswa yang terakhir adalah untuk menjaga nilai atau guardian of value. Indonesia diwarisi oleh banyak nilai luhur yang harus dijaga. Di sinilah mahasiswa dibutuhkan, yaitu untuk menjaga nilai-nilai seperti kejujuran, empati, keadilan, gotong-royong, dan lain sebagainya.

Itulah peran dan fungsi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat bagi bangsa dan negara. Seluruh peran dan fungsi mahasiswa tersebut dapat diasah melalui perkuliahan di BINUS ONLINE LEARNING. Dengan program pembelajaran jarak jauh, mahasiswa mendapatkan perkuliahan yang efektif dan efisien dengan waktu fleksibel. 

Nama : Nadilla Rahmanul Hakim

Universitas Bina Nusantara

Pernyataan yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang beragam memang sangatlah tepat. Sebagai bangsa yang besar, seperti jumlah penduduk yang sangat banyak, kekayaan alam yang melimpah, wilayah yang sangat luas, serta kekayaan budaya dan bahasa yang sangat beragam, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan sekaligus juga memiliki permasalahan yang besar pula. Artinya Indonesia disamping besar potensi positifnya, besar pula potensi negatif atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang sangat plurar, baik ditinjau dari segi agama, ras,suku, adat-istiadat, seni dan budaya. Berdasarkan kenyataan ini, di Indonesia sangat rentang terjadi konflik antar sama warga negara yang mendasari perbedaan tersebut.

            Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, realitas kehidupan berbangsa dan bernegara telah mengalami pasang surut yang melelahkan dan menguras tenaga. Polemik Natsir-Soekarno pada masa pra kemerdekaan, tentang hubungan agama dan negara adalah satu contoh nyata sebagai sebuah realitas sejarah bangsa ini (Suhelmi:1999). Polemik tersebut telah merefleksikan pencarian bentuk jati diri bangsa yang merupakan pertarungan ideologis antara kubu nasional sekuler dan kubu Islam politik yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan yang sering muncul dimana-mana. Konflik bisa saja terjadi karena perbedaan pandangan antara dua atau lebih kelompok masyarakat di suatu wilayah. Beberapa konflik mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia karena disebabkan perbedaan padangan, yaitu:

  1. Tragedi Sampit pada tahun 2001. Tahun 2001 adalah salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia terutama di daerah Sampit. Tragedi Sampit adalah kerusuhan yang amat mengerikan yang melibatkan dua suku Dayak dan suku Madura. Tercatat 500 orang tewas dan 100 orang di antaranya mengalami pemenggalan kepala.
  2. Konflik antar agama di Ambon tahun 1999. Konflik ini awalnya dianggap sebagai konflik biasa. Namun muncul sebuah dugaan jika ada pihak yang sengaja merencanakan dengan memanfaatkan isu yang ada. Selain itu ABRI juga tak bisa menangani dengan baik, bahkan diduga sengaja melakukannya agar konflik terus berlanjut dan mengalihkan isu-isu besar lainnya. Kerusuhan yang terjadi di Ambon membuat kerukunan antar umat beragama di Indonesia jadi memanas hingga waktu yang cukup lama.
  3. Konflik antar etnis pada tahun 1998. Konflik ini diawali oleh krisis moneter yang mengakibatkan sendi-sendi negara lumpuh dan meluas sehingga berubah menjadi konflik antar entis Pribumi dan etnis Tionghoa, konflik ini mengakibatkan banyak aset-aset Tionghoa dijarah dan dibakar. Selain itu, juga banyak laporan yang menyatakan telah terjadi pelecehan seksual dan pembunuhan pun tak bisa dihindari. Konflik antar etnis ini benar-benar menjadikan Indonesia seperti lautan darah.
  4. Konflik antar golongan dan pemerintah (GAM, RMS dan OPM). Konflik antar golongan memang sering terjadi di Indonesia, namun yang paling parah adalah perlawanan GAM terhadap pemerintah yang akhirnya dibawa ke dunia Internasional. Konflik ini terjadi didasari atas keinginan memerdekakan diri dari negara Indonesia. Sayangnya pemerintah tidak mengedepankan dialog, sehingga operasi militer pun akhirnya diberlakukan oleh pemerintah selama bertahun-tahun dan telah memakan banyak korban. Konflik ini akhirnya mereda setelah terjadi kesepakatan, yang menjadikan Aceh sebagai daerah dengan otonomi khusus.

            Berdasarkan uraian di atas, dirasa pentingnya pengamalan paham multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interest politik, sosial, ekonomi, dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Penyebab multikulturalisme dalam kerangka politik multikulturalisme, Kymlicka mengemukakan terdapat dua aspek munculnya multikulturalisme, yakni migrasi yang masuk ke suatu daerah dan adanya kebanggaan sebagai minoritas. Aspek pertama dialami oleh negara- negara tujuan immigran dalam studi kasus yang diteliti pada negara Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Sedangkan aspek kedua lebih bersifat pada unsur identitas yang dimiliki oleh individu yang dirasa lebih kuat dari pada rasa nasionalismenya (Kymlicka 2011).

          Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

          Faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat yang multikultural adalah keadaan geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campur dan juga iklim yang berbeda. Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. Dilihat dari keadaan geografis Indonesia, terdapat beribu-ribu pulau berjajar dari ujung Barat sampai ujung Timur, mulai dari Sumatra hingga Papua. Setiap pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama dan ras masing-masing. Dilihat dari pengaruh kebudayaan asing, seperti masuknya etnis Cina, Arab dan maupun India dan turun menurun membuat masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan

yang berbeda dan juga cara pandang hidup pula. Sementara itu, iklim atau cuaca yang berbeda di Indonesia membuat kebiasaan masyarakat untuk bercocok tanam berbeda-beda. Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multikultural.

          Menurut saya, salah satu cara terbaik untuk merespon multikulturalisme agar dapat berjalan dengan baik di Indonesia adalah dengan menjadikan Sekolah-sekolah sampai tingkat Universitas sebagai pusat sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai yang dicita-citakan ini atau dapat disebut dengan pendidikan multikulturalisme. Inti dari multikulturalisme adalah toleransi yang diperuntukkan untuk kepentingan bersama dan menghargai kepercayaan serta interaksi dengan setiap anggota masyarakat serta. Menumbuhkan sikap saling menghargai tanpa membedakan kelompok-kelompok seperti gender, etnis, ras, budaya, strata sosial dan agama. Adapun beberapa pendekatan lainnya dalam proses pendidikan multikulturalisme yang dikutip dari https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-berbasis-multikultural. yaitu:

  1. Mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. Contoh, guru-guru bekerja ke dalam kurikulum mereka dengan membatasi fakta tentang semangat kepahlawanan dari berbagai kelompok. Di samping itu, rancangan pembelajaran dan unit pembelajarannya tidak dirubah. Dengan beberapa pendekatan, guru menambah beberapa unit atau topik secara khusus yang berkaitan dengan materi multikultural.
  2. Membawa siswa untuk memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). Contoh, para guru membantu siswa untuk memahami beberapa perspektif dan merumuskan kesimpulan yang dipengaruhi oleh disiplin pengetahuan yang mereka miliki.
  3. Menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial. Contoh, ketika anak-anak masuk sekolah dengan perilaku negatif dan memiliki kesalahpahaman terhadap ras atau etnik yang berbeda dan kelompok etnik lainnya, pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan perilaku intergroup yang lebih positif, penyediaan kondisi yang mapan dan pasti.
  4. Mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. Contoh, membentuk aktifitas belajar dengan basis kerjasama (cooperative learning), dan bukan dengan cara-cara yang kompetitif (competition learning). Dimensi ini juga menyangkut pendidikan yang dirancang untuk membentuk lingkungan sekolah, menjadi banyak jenis kelompok, termasuk kelompok etnik, wanita, dan para pelajar dengan kebutuhan khusus yang akan memberikan pengalaman pendidikan persamaan hak dan persamaan memperoleh kesempatan belajar.
  5. Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture and social structure). Contoh, dalam melasanakan praktik kelompok siswa diajarakan bagaimana merespon berbagai perbedaan yang ada di sekolah mengenai iklim sosial, latihan-latihan, partisipasi ekstra kurikuler dan penghargaan.