Apa yang dimaksud energi tidal sebutkan keunggulan dari energi tersebut

KOMPAS.com - Energi pasang surut air laut, juga disebut sebagai energi tidal, adalah bentuk dari energi pasang surut air laut yang diubah menjadi energi listrik atau bentuk energi lain yang berguna untuk kehidupan manusia.

Sesuai namanya, energi ini memanfaatkan energi pasang surut air laut yang kemudian diubah menjadi bentuk energi lain.

Energi pasang surut air laut rupanya telah dimanfaatkan di Eropa dan pantai timur Amerika Utara.

Dalam sistem tersebut, energi pasang surut air lait dikonversikan menjadi energi mekanik dan digunakan untuk menggiling gandum.

Baru pada abad ke-19, energi pasang surut air laut mulai digunakan untuk membangkitkan energi listrik.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (1) Geotermal Masih Dimanfaatkan untuk Memasak di Negara-negara Ini

Pembangkit listrik energi pasang surut air laut berskala besar pertama mulai dioperasikan pada 1966 yang dinamai Rance Tidal Power Station di Perancis.

Pemanfaatan energi pasang surut air laut sebenarnya sudah telah lama dibayangkan oleh par ahli. Pasalnya, sumber energi ini sangat melimpah di seluruh dunia.

Namun, hingga kini, hanya ada sedikit sekali pembangkit listrik energi pasang surut air laut yang sudah dibangun.

Para peneliti University of Washington di Amerika Serikat (AS) sedang merancang cara untuk menempatkan turbin pasang surut air laut dan mengukur efek lingkungannya.

Dilansir dari Oil Price, Ada tiga cara utama untuk memanfaatkan energi pasang surut air laut. Ketiga cara tersebut akan dibahas di bawah ini.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (2) Pemanfaatan Geotermal Sebagai Penghangat Ruangan

Turbin pasang surut air laut pada prinsipnya mirip dengan mekanisme kerja turbin angin.

Jika pada turbin angin, bilah-bilahnya diputar oleh energi angin, maka bilah-bilah turbin pasang surut air laut diputar oleh energi pasang surut air laut.

Pada dasarnya, arus air memutar turbin yang selanjutnya memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik.

Sistem ini bekerja sangat baik jika berada pada zona pasang surut air laut yang sangat kuat seperti di garis pantai Norwegia dan Inggris.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (3) Daftar Negara dengan PLTP Terbesar, Indonesia Peringkat 2

Meski teknologi ini masih dalam tahap awal, para ahli menggadang-gadang sistem ini sangat menjanjikan.

Biaya untuk teknologi turbin pasang surut air laut ini dinilai sangat tinggi untuk awalnya dan juga sulit untuk proses instalasi maupun pemeliharaannya.

Tapi, teknolgi ini dianggap masih jauh lebih murah dan memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil dibandingkan sistem pasang surut air laut lain yang menggunakan bendungan.

Baca juga: Inspirasi Energi: Bagaimana Pandemi Covid-19 Menganggu Pengembangan Energi Angin?

Bendungan pasang surut air laut

Bendungan pasang surut air laut sangat mirip dengan bendungan di pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Hanya saja, bendngan dalam pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut biasanya berskala sangat besar karena dibangun di seberang muara atau teluk.

Perbedaan antara ketinggian air laut pasang dengan ketingian air di balik bendungan harus lebih dari lima meter agar mekanisme pembangkitan listrik dapat diterapkan.

Saat air laut pasang masuk, air mengalir melalui bendungan menuju cekungan. Di cekungan itulah terdapat turbin yang kemudian berputar jika dilewati air laut.

Baca juga: Inspirasi Energi: Konsumsi Batu Bara dan Pengembangannya ke Depan

Bendungan pasang surut memiliki biaya infrastruktur yang sangat tinggi dan dinilai sangat merusak lingkungan.

Selain itu, pembangunan bendungan semacam itu merupakan proyek yang sangat panjang.

Contoh jenis ini adalah Rance Tidal Power Station, pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut terbesar di dunia, yang membutuhkan waktu pembangunan lebih dari lima tahun.

Baca juga: Inspirasi Energi: Konsumsi Batu Bara dan Pengembangannya ke Depan

Laguna pasang surut air laut

Metode laguna pasang surut air laut sebenarnya mirip dengan bendungan pasang surut air laut.

Hanya saja, metode ini tidak menelan biaya yang sangat besar karena tidak perlu membangun bendungan berskala besar.

Laguna pasang surut air laut juga membutuhkan cekungan untuk mengalirkan air laut supaya memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Baca juga: Inspirasi Energi: Benarkah Biodiesel Ramah Lingkungan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Energi Tidal – Sahabat, seperti yang kita tau energi merupakan unsur penting bagi kehidupan, maka dari itu manusia terus mencari sumber – sumber energi yang bisa dimanfaatkan.

Energi tidal atau disebut juga energi pasang surut merupakan sumber energi yang masih tergolong baru dan memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan

Nah seperti apa sih energi tidal ini, bagaimana cara kerjanya, seberapa besar potensina utnuk dapat dimanfaatkan khususnya di Indonesia,

saksikan jawabannya dalam video kali ini! Tapi sebelumnya jangan lupa subscribe dan aktifkan tombol notifikasinya, agar channel ini dapat terus berkembang serta menyajikan konten – konten menarik lainnya – yuk kita simak

Baca Juga

Mengenal Energi Tidal (Pasang Surut Air Laut)

Energi tidal atau disebut juga energi pasar surut mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang. Mengutip dari laman Kemendikbudristek, pasang surut air laut merupakan fenomena alam di mana terdapat pergerakan naik dan turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan  matahari terhadap bumi.

sesuai dengan Namanya, energi tidal berarti memanfaatkan energi pasang surut yang kemudian diubah menjadi bentuk energi lain.

Dalam sejarah, energi tidal mulai digunakan oleh masyarakat di Eropa serta pantai Amerika Utara dalam bentuk turbin. Mereka mengubah energi mekanik dan menggunakannya untuk menggiling gandum. Baru pada Abad ke -19 lah,  proses ini mulai dikembangkan menjadi energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga pasang surut air skala besar pertama di dunia adalah Rance Tidal Power Station. Pembangkit ini dibangun oleh Perancis dan beroperasi sejak tahun 1966 silam.

Di muara sungai Rance, Perancis tidal energi yang dihasilkan berkapasitas 240 MW. Di Annapolis, Kanada menghasilkan energi tidak dengan kapasitas 16MW. Sementara di Korea Selatan, energy tidal yang dihasilkan berkapasitas 254 MW.

Mekanisme & Metode Pemanfaatan Energi Tidal

Pada umumnya pemanfaatan energi pasang surut air laut ini dilakukan disepanjang pesisir pantai dan cekungan laut.

Metode yang dilakukan untuk menghitung pasang surut air laut yaitu dengan mengambil rata-rata dari semua data pengamatan yang menyatakan kedudukan permukaan air laut / (MLR)., cara lainnya yaitu dengan metode admiralty, dimana metode ini digunakan dengan memperoleh rata-rata konstanta pasang surut air laut. Kedua metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan kemampuan wilayah dalam mengembangkan pembangkit listrik energi pasang surut air laut.

Nah, setidaknya ada 3 aplikasi pemanfaatan energi pasang surut air laut ini

Pertama. Turbin Lepas Pantai

Turbin lepas pantai ini menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut, energi listrik yang didapatkan berasal dari pemanfaatan pemanfaatan variasi permukaan laut khususnya yang disebabkan oleh efek gravitasi bulan, kemudian dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang terkandung dalam perpindahan massa air akibat pasang surut.

Sistem ini akan bekerja dengan sangat baik pada arus yang kuat. Keunggulan dari metode ini yaitu biaya instalasinya yang lebih murah, dan dampak yang dihasilkan relative kecil

kedua, Bendungan Pasang Surut

Bendungan yang digunakan ini pada dasarnya mirip dengan bendungan pada pembangkit listrik tenaga air Jika Bendungan air sungai menggunakan siklus air yang rendah, makan bendungan pada pasang surut ini menggunakan siklus pasang surut yang jauh lebih besar lagi karena berada di sekitar muara atau teluk.

Penggunaan bendungan pasang surut ini memiliki kekurangan antara lain yaitu hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar, dimana hanya dapat terjadi kurang lebih selama 10 jam/harinya. Namun dikarenakan waktu operasinya bisa diperkirakan sehingga PLTPs tidak aktif sehingga dapat menggunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu.

Ketiga, Laguna Pasang Surut

Metode ini tidak jauh berbeda dengan bendungan pasang surut air laut, namun relatif lebih murah biaya pembangunannya. Laguna pasang surut membutuhkan cekungan untuk mengalirkan air laut supaya dapat memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Dari ketiga cara di atas, manakah yang menurut Sahabat cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut?

Keunggulan Energi Tidal Sebagai Energi Terbarukan

beberapa beberapa keunggulan pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut, antara lain:

  • Energi pasang surut air laut merupakan jenis energi baru dan terbarukan dimana sumber energi nya tidak akan habis
  • Pembangkit Energi pasang surut air laut tidak menghasilkan emisi / efek gas rumah kaca maupun limbah yang menyebabkan perubahan iklim
  • Pembangkit Energi pasang surut merupakan pembangkit yang handal, efisien serta termasuk dalam jenis pembangkit yang mudah untuk dapat di prediksi jam operasionalnya

Namun demikian pembangkit listrik energi pasang surut ini memiliki kekurangan seperti biaya pembangunan serta ekplorasi pembangkit yang terbilang cukup mahal

Potensi Pemanfaatan Energi Tidal di Indonesia

Sahabat, Negara kita adalah salah satu negara kepulauan dengan luas perairan hampir 60% dari total wilayah Indonesia.  Laut di Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar dalam bidang energi terbarukan terlebih energi tidal. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mulai mengembangkan dan mengoptimalkan energi dari laut ini. Berikut beberapa potensi penggunaan teknologi energi tidal di berbagai wilayah di Indonesia :

Kalimantan barat merupakan wilayah yang sedang mengalami krisis ketersediaan energi listrik dan dapat dikatakan hampir tidak memiliki sistem cadangan pembangkitan listrik. Kisaran pasang surut air laut di wilayah ini dapat mencapai 1,3 m hingga 5,7 m, hal tersebut dapat dikatakan potensial untuk dimanfaatkan dalam pemanfaatan teknologi energi pembangkit listrik energi tidal.

Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan energi pasang surut air laut di wilayah ini yaitu dengan menerapkan Floating Dam. Analisis data yang didapatkan yaitu teknologi ini dapat menghasilkan energi listrik yang diketahui dari perhitungan jumlah rumah yang dapat dialiri arus listrik menggunakan teknologi ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan output daya listrik yang dapat dihasilkan berkisar 730 MWh/hari.

Cilacap menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut karena memiliki potensi pasang surut air laut yang cukup tinggi. Wilayahnya perairannya yang dipengaruhi oleh air laut Samudera Hindia sehingga potensinya cukup besar. Hal tersebut menjadikan Cilacap digunakan untuk penelitian bagaimana arus pasang surut air laut dapat beroperasi.

Selat Larantuka merupakan selat laut yang berada di wilayah Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Perlu Sahabat ketahui, bahwa Larantuka mempunyai lebar satu kilometer dengan kecepatan arus laut di Selat Larantuka rata-rata 4,5 dan 5,0 m/s.

rencana proyek pembangkit listrik pasang surut meliputi pembangunan 4 elemen Jembatan pasang surut dengan 32 buah turbin Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut yang terpasang di dalamnya. Di mana kapasitas terpasang tiap turbin adalah sebesar 16 MW.

Ok, smoga rencana pembangunan energi tidal di Indonesia dapat segera terealisasi ya kawan,  dan dapat membantu kecukupan energi listrik bersih di seluruh penjuru negeri Indonesia tercinta ini, demikian informasi yang dapat saya sampaikan, jika ada pertanyaan ataupun koreksi silahkan tinggalkan pesan pada kolom komentar. trimakasih sudah menonton, sampai bertemu di artikel berikutnya.