Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec

Memperdalam pembelajaran terhadap dunia seni sebuah dasar yang melandasinya terlebih dahulu yakni pemahaman terhadap definisi seni itu sendiri dan contoh nyata dari apa yang dapat dihasilkan oleh cabang cabang seni tersebut. Melalui pemahaman dari arti kata dalam dunia seni itu sendiri serta contoh contohnya, kita akan dengan mudah memahami maksud, tujuan, dan semua hal terkait seni lainnya serta manfaat belajar seni.

Dalam artikel ini, kita akan mencoba untuk mempelajari dunia seni terutama seni budaya melalui definisi dan contohnya. Pengertian seni budaya berdasarkan asal frasa katanya adalah Setiap karya yang sengaja dibuat melalui penyatuan berbagai unsur berdasarkan akal dan budi yang dimiliki sekelompok masyarakat serta digunakan dan diturunkan dari masa ke masa secara berkelanjutan. Contoh seni budaya Indonesia dan manca negara yang paling mudah dipelajari dan banyak bentuknya adalah kebudayaan kebudayaan yang berasal dari berbagai macam suku bangsa di Indonesia maupun di dunia.

Pada kesempatan kali ini kita akan mengulas berbagai macam unsur unsur kebudayaan, kesenian, dan berbagai hal yang termasuk kedalam contoh dari seni budaya suku Aztec. Menurut wikipedia, suku aztec merupakan suku kuno yang kaya akan warisan mitologi dan kebudayaan yang mendiami daerah Amerika Tengah atau negara Meksiko yang kita kenal sekarang. Kebudayaan suku Aztec atau orang aztec akan sangat berbeda dengan kebudayaan suku asmat atau suku bangsa lainnya yang ada di Indonesia. Berikut beberapa kebudayaan dari salah satu suku terkuno, suku aztec.

  1. Ritual pengorbanan manusia

Salah satu kebudayaan suku aztec yang meskipun sudah tidak lagi ditemuakan pada masa saat ini tapi masih menarik untuk dipelajari adalah ritual pengorbanan manusia. Ritual pengorbanan manusia ini merupakan sebuah budaya dan kepercayaan untuk menghormati para dewa dalam sistem spiritual masyatakar aztec. Yang cukup mengejutkan adalah, para warga yang akan menjadi tumbal tersebut akan sangat bangga dan bahagia bila akan dikorbankan meskipun proses pemilihan tumbal manusianya bukan berdasarkan kesukarelaan.

Kebangaan dan suka cita tersebut muncul karena masyarakat aztek pada jaman dahulu menyakini bahwa proses ritual pengorbanan manusia ini merupakan satu satunya cara melakukan penebusan dosa sekaligus bisa menjadikannya sebagai pelayan dewa di nirwana nanti. Fakta lainnya yang ditemukan dari ritual pengorbanan suku aztec antara lain munculnya peternakan atau stok calon tumbal yang didapatkan dari sisa tahanan perang, perlakuan istimewa terhadap calon tumbal, pembatalan tumbal melalui duel maut, dan berbagai fakta lainnya. Beberapa ritual pada suku aztec yang paling populer diantaranya :

  • Ritual pengorbanan bayi kembar, memiliki bayi kembar merupakan sebuah kesialan besar pada suku aztec sehingga perlu untuk dikorbankan.
  • Ritual pengorbanan anak anak, merupakan persembahan kepada dewa Tlaloc di sebuah candi yang disebut Tenochtitlan.
  • Ritual pengorbanan untuk pembangunan piramida, dalam proses pembangunan sebauh bangunan yang sangat penting bagi suku Aztec selalu ada prosesi untuk mengorbankan manusia dalam proses pembangunannya.

Kebudayaan dari suku Aztec lainnya adalah festival festival pemujaan pada dewa dewa. Festival atau ritual adat ini biasanya akan dilakukan pada momen momen khusus serta diisi oleh kegiatan menumbalkan korban manusia untuk menghormati para dewa dari suku Aztec. Festival tersebut bila disandingkan dengan beberapa kebudayaan asli suku bangsa Indonesia sama dengan proses ritual ritual adat. Beberapa festival yang cukup populer dalam kebudayaan dari suku aztec diantaranya adalah :

  • Festival Toxcatl, merupakan ritual pengorbanan yang ditujukan untuk dewa Tezcatlipoca pada bulan toxcatl di kalender suku aztec.
  • Festival Tlacaxipehualiztli, merupakan festival yang juga disebut sebagai festival manusia terbang untuk menghormati dewa Xipe Totec atau dewa langit.

Meskipun bangsa atau suku Aztec telah punah karena datangnya bangsa Spanyol ke meksiko, beberapa jejak budayanya masih tetap terekam yang salah satunya adalah kalender bangsa Aztec. Menurut wikipedia, Kalender bagi bangsa Aztec merupakan sebuah pusat dari sistem yang rumit untuk festival dan acara keagamaan serta acara lainnya termasuk untuk ritual perang dan pengorbanan manusia.

Kalender asli dari bangsa Aztec ini diukir pada sebongkah batu dengan berat lebih dari 22 metric pon. Bentuk kalender dari bangsa Aztec ini dapat dikenali dengan adanya gambar dewa matahari pada bagian tengahnya. Masyarakat suku Aztec menggunakan dua sistem yang ada pada kalender yakni satu kalender dengan perputaran hari selama setahun sebanyak 260 hari dan satu kalender dengan panjang hari selama satu tahun sebanyak 365 hari.

Suku Aztec merupakah salah satu suku kuno yang saat ini keberadaanya telah puhan. Dalam masyarakat bangsa Aztec dikenal dengan kepercayaannya yang menganut banyak dewa atau dalam istilah disebut sebagai politheis. Dewa Tlatecuhtli (dewa utama dari suku Aztec), Dewa Hujan, Dewa Huitzilopochtli (Dewa Perang), Dewi Coacticlue (Dewi utama suku Aztec), dan beberapa dewa lainnya. Selain dewa suku Aztec juga mempunyai dua hewan penting suci yakni elang serta Jaguar.

Itulah beberapa kebudayaan dari suku Aztec yang mungkin sudah tidak dapat ditemukan lagi saat ini karena secara keseluruhan, suku aztec sudah mengalami kepunahan.

Seratus tahun sebelum keruntuhannya, Kekaisaran Aztec mengalami reformasi dalam bidang kepercayaan. Putra kaisar, Tlacaelel, menyatakan bahwa dewa perang, Huitzilopochtli, adalah dewa yang tertinggi dari semua dewa.

Sejak saat itu, suku Aztec hidup untuk melayani dewa perang. Pengorbanan manusia menjadi bagian penting dari masyarakat Aztec, dengan ratusan ribu orang dibantai setiap tahun sebagai persembahan kepada dewa mereka. Berikut 10 fakta mengerikan tentang ritual pengorbanan manusia suku Aztec.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
fawe.com

Tugas suku Aztec adalah memenuhi selera para dewa mereka — yang tak akan pernah terpuaskan — melalui pengorbanan manusia. Biasanya, suku Aztec menggunakan musuh yang telah mereka kalahkan dalam perang sebagai persembahan.

Namun dari sekian banyak perang yang dilakukan, hanya terdapat sedikit musuh yang dapat ditangkap. Mereka membutuhkan lebih banyak korban.

Suku Aztec pun membuat kesepakatan dengan Tlaxcala untuk membuat sebuah "pertanian" manusia. Kedua pasukan mengorganisir pertempuran hanya untuk menangkap para tahanan yang akan digunakan dalan pengorbanan.

Itu adalah kesepakatan bersama oleh kedua belah pihak. Tentara yang kalah tidak akan menangis atau mengeluh tentang nasib mereka. Mereka mengerti bahwa ini adalah bagian dari kesepakatan mereka, dan akan membiarkan diri mereka untuk dikorbankan.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
chimuadventures.com

Bagi mereka, menjadi korban manusia untuk para dewa adalah suatu kehormatan. Bahkan, ketika Spanyol datang dan mencoba untuk membebaskan para korban, beberapa marah karena merasa telah dijauhkan dari kematian yang terhormat.

Beberapa orang bahkan mendaftar dengan penuh semangat, karena menginginkan kematian yang terhormat bagi dewa-dewa mereka. Secara tradisi, seluruh kelompok pelacur bersedia mendaftar agar dikorbankan untuk dewi cinta.

Selama musim kemarau, beberapa suku Aztec terpaksa menjual anak-anak mereka ke dalam perbudakan seharga 400 bulir jagung. Jika anak-anak tidak bekerja dengan baik, mereka bisa dijual lagi. Dan jika seorang budak sudah dijual dua kali, mereka bisa menjadi hadiah untuk para dewa.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
rssing.com

Selama bulan Toxcatl, seorang pria dipilih untuk mendapatkan kehormatan khusus berdasarkan penampilannya. Dia harus memiliki kulit halus, langsing dan rambut panjang yang lurus. Selama satu tahun berikutnya, pria ini akan diperlakukan seperti dewa.

Dia akan berpakaian seperti dewa Tezcatlipoca. Kulitnya akan dicat hitam, dan dia akan memakai mahkota bunga, penutup dada kerang, dan banyak perhiasan.

Pria itu akan diberi empat istri cantik untuk diperlakukan sesuka hatinya. Dia hanya diminta untuk berjalan-jalan di kota sambil bermain seruling dan mencium bau bunga sehingga orang-orang dapat menghormatinya.

Ketika 12 bulan telah berlalu, dia akan berjalan menaiki tangga piramida besar, lalu menghancurkan serulingnya saat sampai ke puncak. Sambil disaksikan oleh para pengikutnya, seorang pendeta akan membantunya berbaring di atas altar panjang yang terbuat dari batu, kemudian mengeluarkan jantungnya dari dalam tubuhnya.

Setelah itu, mereka akan memilih Tezcatlipoca baru dan memulai semuanya dari awal lagi.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
history.com

Biasanya, seorang korban akan dibawa ke puncak piramida besar dan dibaringkan di atas batu pengorbanan. Seorang pendeta akan berdiri di dekatnya, memegang pisau yang terbuat dari kaca vulkanik. Pisau itu akan ditusukkan ke dada korban, membukanya, dan mencabut jantungnya yang masih berdetak.

Pendeta itu akan mengangkat jantung tersebut tinggi-tinggi agar bisa dilihat oleh semua orang. Lalu ia akan menghancurkannya sampai berkeping-keping di atas batu pengorbanan.

Tubuh tak bernyawa akan terguling menuruni tangga piramida, di mana tukang daging sudah menunggu di bawah untuk memotong tubuh tersebut sepotong demi sepotong.

Tengkoraknya akan dilepas dan diletakkan di atas rak bersama dengan tengkorak-tengkorak lainnya yang telah dikorbankan. Kemudian daging dari tubuh yang dikorbankan akan dimasak menjadi makanan dan diberikan kepada para bangsawan.

Baca Juga: 7 Fakta Fujian Tulou, Destinasi Bersejarah ala Suku Hakka di China

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
hispanickitchen.com

Mayat korban sering dipanggang dengan jagung dan dibagikan di antara para pendeta untuk pesta. Di lain waktu, mayat tersebut cukup disajikan untuk seluruh kota, dan setiap orang yang hadir akan mengambil bagian dalam aksi kanibalisme tersebut. Tulang-tulang itu kemudian dibuat menjadi peralatan rumah tangga, alat musik, dan senjata.

Setidaknya satu hidangan yang mereka gunakan dalam upacara ini masih ada sampai sekarang, yaitu pozole. Pada masa suku Aztec, pozole adalah sup yang dibuat dari paha tahanan yang dikorbankan dan disajikan kepada kaisar.

Saat ini, hidangan tersebut dibuat dengan daging babi, bukan daging manusia. Ketika orang-orang Kristen Spanyol memaksa suku Aztec untuk beralih ke daging babi, mereka menyebutkan bahwa rasanya hampir sama seperti daging manusia.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
discovermagazine.com

Tidak semua pengorbanan itu normal. Ada saat-saat luar biasa ketika berbagai hal dilakukan secara berbeda. Terkadang metodenya berbeda. Di waktu lain, perbedaannya hanya dalam hal jumlah semata.

Pengorbanan yang terbesar adalah selama rekonsiliasi Piramida Besar Tenochtitlan. Suku Aztec telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun kuil di ibu kota mereka, dan pada tahun 1487 Piramida Besar mereka selesai dibangun.

Mereka mengadakan perayaan besar-besaran untuk meresmikan kuil besar mereka, dan membantai banyak orang di waktu yang bersamaan.

Suku Aztec mengklaim bahwa mereka mengorbankan 84.000 orang selama empat hari. Selama masa pemerintahan suku Aztec, diperkirakan 250.000 orang telah dikorbankan di seluruh Meksiko setiap tahunnya.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
publika.az

Salah satu festival Aztec yang paling mengerikan adalah Tlacaxipehualiztli ("Festival Menguliti Pria"). Festival ini adalah upacara yang didedikasikan untuk dewa Aztec, Xipe Totec, yang namanya berarti "Yang Tercela."

Empat puluh hari sebelum festival, seorang pria diberikan kehormatan untuk berpakaian seperti The Flayed One. Dia ditutupi bulu-bulu merah, perhiasan emas dan menghabiskan 40 harinya layaknya seorang dewa. Kemudian, pada hari festival, dia dan delapan peniru dewa lainnya dibawa ke puncak kuil dan dibunuh.

Para pendeta menguliti tubuh orang-orang yang dikorbankan layaknya tanaman yang melepaskan kulitnya. Kulit itu kemudian diwarnai kuning agar terlihat seperti emas. Beberapa kulit diberikan kepada para pendeta, yang akan menari sambil memakainya.

Kulit lain akan diberikan kepada para pria muda, yang menghabiskan 20 hari hanya untuk bergantian mengenakan mantel kulit manusia yang sudah longgar.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
vk.com

Selama Festival Menguliti Pria, beberapa pria diberi kesempatan untuk membela diri. Untuk hidup, mereka harus mengalahkan juara terhebat Aztec dalam pertempuran bersenjata — yang kemungkinan untuk menangnya sangatlah kecil.

Para prajurit yang akan dikorbankan dibawa ke sebuah batu bundar yang disebut temalacatl. Mereka diizinkan membawa senjata kayu, yang tidak lebih seperti sebuah mainan. Sambil memegang tongkat yang diruncingkan seperti pisau, orang-orang ini menyaksikan juara terhebat Aztec keluar.

Menurut legenda Aztec, seorang pria bernama Tlahuicol berhasil selamat dari pertempuran. Dengan bermodalkan pedang kayu, ia membunuh delapan prajurit Aztec yang bersenjata lengkap. Suku Aztec sangat senang, dan menawarkan untuk menjadikannya komandan pasukan mereka.

Namun bagi Tlahuicol, tawaran mereka kepadanya merupakan sebuah penghinaan. Tlahuicol dimaksudkan untuk nasib yang jauh lebih besar. Dia harus dikorbankan untuk para dewa.

Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
Apa tujuan persembahan manusia dalam kebudayaan peradaban aztec
chapala.com

Suku Aztec memiliki keyakinan aneh dan sering bertentangan tentang anak kembar. Mitos mereka penuh dengan anak kembar, yang biasanya diperlakukan sebagai dewa terhormat yang layak disembah manusia. Anak kembar muncul dalam cerita mereka sebagai pembunuh monster, pahlawan, dan bahkan pencipta dunia.

Namun mereka memperlakukan anak kembar sungguhan dengan penuh penghinaan. Mereka memiliki satu dewa, Xolotl, untuk anak cacat dan kembar karena suku Aztec menganggap anak kembar sebagai anak yang cacat.

Mereka melihat anak kembar sebagai ancaman bagi orang tua mereka. Membiarkan bayi kembar hidup akan menjadi akhir bagi kedua orang tuanya. Jadi kebanyakan orang tua hanya memilih salah satu dari bayi kembar mereka, dan mengirimkan yang lain kembali kepada dewa.

Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Ada 12 Zodiak Versi Suku Batak Lho!

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.