Apa saja manfaat beriman kepada Allah SWT?

Illustrasi Takdir Allah. Foto: Pixabay

Salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh umat Islam adalah beriman kepada takdir Allah SWT, entah itu baik ataupun buruk. Sebab, segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini adalah ketetapan Allah SWT.

Takdir menurut bahasa adalah ketetapan Allah atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Menurut M. Fethullah Glen dalam bukunya Qadar, takdir bisa pula diartikan sebegai penetapan segala sesuatu yang dilakukan secara bijaksana atau proporsional, sesuai kehendak dan ketetapan yang melingkupinya.

Sedangkan makna takdir menurut istilah agama (syari'at) adalah segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT menurut ilmu dan kehendak-Nya.

Agus Susanto menjelaskan dalam buku Takdir Allah Tidak Pernah Salah, banyak ayat di dalam Alquran yang membahas mengenai takdir Allah SWT, salah satunya surat Al An'am ayat 59 yang berbunyi:

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al An’am: 59).

Lantas, apakah manfaat dari beriman kepada takdir Allah SWT? Berikut jawabannya.

Manfaat dari Beriman Kepada Takdir Allah SWT

Illustrasi Takdir Allah. Foto: Pixabay

Adapun beberapa manfaat dari beriman kepada takdir Allah SWT yang dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu:

  1. Mendorong seseorang pada sikap yang seimbang antara optimisme dan tawakkal. Dua hal ini akan berjalan dengan baik dan seimbang jika kita percara dengan adanya qadha dan qadar atau takdir Allah SWT.

  2. Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT. Misalnya, ketika tertimpa musibah, ada yang bersikap tabah, adapula yang sedih dan tidak terima. Orang yang beriman akan bersabar dan tetap bersyukur karena memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT.

  3. Mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang percaya pada takdir Allah SWT pasti merasa bahwa semua yang menimpanya adalah bagian dari karunia-Nya. Dengan pemikiran tersebut, maka semua kejadian yang dialaminya akan semakin mendekatkannya kepada Allah SWT.

  4. Percaya dengan takdir Allah juga dapat melatih seseorang untuk selalu berusaha, optimis, dan tidak cepat putus asa.

  5. Menghindarkan dari sifat sombong. Orang yang percara takdir Allah SWT pasti tidak akan sombong. Sebab, ia memahami bahwa semua yang dimiliki adalah bersumber dari Allah SWT.

  6. Dapat menenangkan jiwa. Jika seseorang mempercayai takdir Allah, maka dia akan menyerahkan seluruh hasil yang dikerjakannya kepada-Nya. Oleh karena itu, orang tersebut tidak akan dirundung rasa was-was karena dia percaya bahwa takdir Allah adalah yang terbaik.

Beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala merupakan salah satu dari rukun iman. Kita sudah tidak asing dengan istilah kata iman ini. Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin.

Beriman itu tidak hanya sekedar ucapkan oleh lisan saja, akan tetapi harus yakin hati dan diamalkan dengan anggota badan.

Sejak kecil kita sudah diajarkan orang tua kita tentang adanya sang pencipta alam raya ini yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi banyak sekali dari sebagian orang yang yang ketika ditanya tentang Allah subhanahu wa ta’ala mereka bingung dan memilih diam. Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita wajib untuk belajar menuntut ilmu terutama ilmu tauhid agar kita dapat menjawab tanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala.

Iman seperti apa yang dimaksud?

Iman yang dimaksud adalah beriman bahwasanya Allah subhanahu wa ta’ala merupakan zat yang sempurna, jadi seorang yang beriman tidak cukup hanya mengikrarkan keimanannya dengan lisannnya saja. Namun harus meyakini dengan hati, pikiran dan juga pembuatan.

Banyak orang yang pandai dalam berkata kepada manusia. Orang tersebut bisa mengelabui manusia dengan perkataannya, tetapi itu tidak akan berlaku untuk mengelabui Allah subhanahu wa ta’ala. Karena orang yang bertakwa adalah orang yang mempunyai sifat taat menjalankan perintah-Nya dan juga taat untuk menjauhi larangan-Nya. Dengan hal itu kita dapat merasakan keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala. Hingga akhirnya akan mencapai keteguhan dan keyakinan yang kuat tentang keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka setiap aktivitas yang kita lakukan semata-mata hanya untuk ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata.

Terus apakah hal tersebut sudah cukup?

Kita sadar bahwasanya didunia ini banyak sekali kepercayaan. Setiap kepercayaan mengatakan bahwasannya Tuhan mereka itu satu. Maka ada berapa tingkatan iman kepada Alllah subhanahu wa ta’ala dalam Islam yang perlu kita ketahui.

1. Iman akan keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala : akal kita tidak akan dapat menjangkau gambaran nyata tentang bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana kita melihat manusia sekitar kita. Sebab itu kita harus yakin bahwasannya Allah subhanahu wa ta’ala Maha melihat segala apa yang kita lakukan dan kerjakan. Kita dapat mengetahui keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala ketika kita mentafakuri atau merenungkan tentang apa yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti adanya langit tanpa tiang, gunung-gunung yang menjulang tinggi, lautan tentang luas, bintang-bintang yang sangat banyaknya dan lain-lain. Kita bisa mengetahui keberadaan Allah dari Al-Quran. Karena dalam Al Qur’an banyak yang menjelaskan dan keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [al-Hadîd/57: 4].

2. Iman akan keesaan Allah subhanahu wa ta’ala: dibagi menjadi dua, yaitu: tauhid rubbubiyyah dan tauhid uluhiyyah. Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala bahwasanya Allah lah pencipta alam semesta, Dia-lah raja semua alam , Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1).

Adapun tauhid uluhiyah adalah mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala sebagai bentuk peribadatan. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)

3. Iman terhadap nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala dan Asmaul Husna : maksudnya kita harus yakin bahwa hanya Allah subhanahu wa ta’ala mempunyai nama dan sifat. Kemudian nama dan sifat Allah subhanahu wa ta’ala harus sesuai dengan tetapkan bagi diri-Nya dan tidak mengkecualikan nama dan sifat yang Allah subhanahu wa ta’ala yang diberikan untuk diri-Nya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)

Bagaimana agar kita percaya adanya Allah subhanahu wa ta’ala?

Sebagian dari kita mempunyai masalah atau mengalami suatu dilema jika kita mencari apa yang kita percayai. Ketika kita bertanya tentang keberadaan Allah, maka ada sebagian orang justru menyebut diri kita sebagai pendosa karena disangka sudah tidak mempercayai keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam mempercayai sesuatu hal bukanlah suatu pilihan. Sebagaimana ada proses dalam penciptaan manusia, kemudian kita dapat melihat dunia dan seisinya yang kemudian kita dapat menyimpulkan, bagaimana mungkin hal terjadi bisa terjadi tanpa adanya sang pencipta? Ketika kita melihat kita sendiri maka kita berpikir bahwasanya kita ada yang menciptakan.

Meyakini dan mempercayai keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala sangat berkaitan erat serta kita mendapat manfaat juga. yang terpenting adalah kita yakin pada diri sendiri. Yakin bahwa  Allah subhanahu wa ta’ala itu ada. Semua ini tentunya ada yang mengatur dan saling berkaitan. Maka Dia-lah Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatur semua ini.

Manfaat beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk kehidupan pribadi

Ketika kita beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka akan mendapatkan manfaat pada pribadi seorang. Seseorang beriman maka ia akan menjalankan apa apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala apa yang Allah subhanahu wa ta’ala larang. Ada beberapa manfaat lain yang didapat ketika seseorang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Coba renungkan apa yang kita inginkan di dunia ini? Harta, tahta, pasangan hidup, jabatan atau yang lainnya? Dia-lah Allah yang memberikan segala hal tersebut. Terus apa saja manfaat akan kita terima jika beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala:

1. Kebahagiaan : merupakan keadaan atau perasaan senang dan tentram atas apa yang didapatkan. Setiap orang mendefinisikan kebahagiaan pasti berbeda. Ada yang mengatakan kebahagiaan itu hanya dinilai dari faktor uang yang banyak, atau juga yang mengatakan kebahagiaan itu jika kita mempunyai prestasi yang membanggakan, dan lain-lain. Ketika kita menginginkan sesuatu tentunya dengan usaha dan berdoa. Dengan melakukan hal tersebut Insya Allah, Allah akan berikan apa kita minta. Dan kebahagiaan yang paling kita harapkan adalah kebahagiaan bertemu dengan Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Kedamaian: dengan beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala kita akan hidup yang damai. Orang yang tidak beriman kepada Allah hidupnya selalu bimbang, ragu dalam hidupnya karena dia tidak mempercayai dan menyakini keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala hati seseorang akan tenang, damai dan tentram.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

Ayat diatas menjelaskan bahwasanya dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala segala kegalauan, kewalahan dalam hati akan hilang dan berganti dengan kegembiraan, kesenangan dan kedamaian.

3. Keselarasan : manfaat yang didapatkan ketika seseorang beriman kepada Alllah subhanahu wa ta’ala adalah mendapatkan keselarasan. Islam mengajarkan bahwanya manusia menjalani hidupnya dengan keselarasan. Yaitu dengan cara menyesuaikan hidupnya dengan apa-apa yang Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan dan larangan. Hingga tercipta kehidupan yang menjadikan kita hamba yang selalu taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

4. Pandangan hidup yang jelas : dengan beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka pandangan hidup kita akan menjadi jelas. Karena pandangan hidup kita sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Allah dan Rasulnya yaitu melalui ajaran Islam yang benar. Ketika menjalankan syariat yang Allah subhanahu wa ta’ala kita dapat mengetahui petunjuk benar dan salah. Begitu pun sebaliknya, jika kita tidak mempercayai Allah subhanahu wa ta’ala maka kita akan banyak kebingungan dan tersesat dalam mencari kebenaran, karena tidak mempunyai pedoman yang dapat menuntun dia ke dalam jalan yang lurus. Seseorang yang beriman kepada Allah maka akan memberinya manfaat dalam pandangan hidup yang jelas.  Sebab kita telah di dibimbing oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dikarenakan karena kita telah beriman kepada Allah, sehingga tujuan hidup menjadi jelas.

5. Merasakan aman : dalam kehidupan, kita selalu dipenuhi dengan beberapa kejadian, peristiwa bahkan permasalahan hidup. Dan hal-hal tersebut tidak dapat kita anggap sepele. Oleh karena itu jika kita beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka manfaat yang akan didapat adalah akan merasa keamanan dalam hidup. Karena setiap kejadian, peristiwa dan dan masalah kita selalu menjadikan Allah subhanahu wa ta’ala penolong. sehingga kita dapat menghadapi segala rintangan kehidupan yang ada.

Manfaat beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk kehidupan bermasyarakat

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang hidup bersama yang memiliki saling ketergantungan. Manfaat yang didapat ketika suatu masyarakat beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala amatlah banyak dan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat tersebut. Diantaranya:

– Dengan memiliki hati yang damai. Ketika suatu masyarakat beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka diri mereka akan mempunyai hati yang damai. Sehingga di dalam hati mereka mempunyai perasaan mengasihi antar sama. Dampak yang ditimbulkan ketika beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah masyarakat hidup damai dan merasakan kenyamanan saat berinteraksi antar masyarakat. Fungsi iman pada masyarakat ini akan menguatkan antara mereka. Jika ada salah satu dari anggota masyarakat bahagia maka masyarakat  lain akan merasakan bahagia. Begitupun sebaliknya jika ada seorang dari masyarakat yang terkena musibah maka masyarakat tersebut akan membantunya.

– Dengan kehidupan yang bahagia kita akan mengerti betapa pentingnya kebahagiaan dalam kehidupan. Masyarakat yang beriman kepada Allah maka masyarakat tesebut akan mempunyai sikap menghargai antar masyarakat. Islam mengajarkan tentang saling menghargai antar sesama. Karena kita termasuk makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Oleh karena itu kita harus menghargai setiap masyarakat karena setiap individu masyarakat mempunyai harapan untuk pernah bahagia.

– Kita bisa membantu orang lain masih bingung jalan hidup yang mereka pilih. Seseorang yang mempunyai keimanan kepada Allah dengan pedoman yang kuat maka dapat membantu masyarakat di sekitar kita untuk menuntun kehidupannya agar bisa taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga tercipta masyarakat yang taat dan beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

– Masyarakat yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan membentuk masyarakatnya untuk menjadi masyarakat yang rukun. Dikarenakan masyarakat tersebut berpedoman kepada apa yang Allah subhanahu wa ta’ala syariatkan. sehingga jika ada seseorang masyarakat yang terkena musibah maka masyarakat yang lain akan saling menolong karena hal tersebut disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

– Ketika yakin adanya Allah subhanahu wa ta’ala dan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan maka manfaat yang masyarakat dapatkan adalah terciptanya nyaman. Lingkungan yang nyaman adalah lingkungan yang diidamkan oleh setiap orang. Oleh karena itu bertakwalah kepada Allah niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan lingkungan tersebut jadi lingkungan yang berkah.

Dengan keyakinan dan beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala maka akan tercapai kebahagiaan, Kedamaian dan rasa aman. Ketika kita mendapat masalah maka kembalilah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena Allah-lah tempat kita bergantung dan Dia-lah maha penolong bagi hamba-hamba yang beriman kepada-Nya .

Alumnus Ma’had al-Imarat, Kota Bandung (2014). Saat ini sedang menempuh program Takhassus Bahasa Arab di Ma’had Tarbiyyah Sunnah – Kab. Bandung Barat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA