Apa saja Indonesia untuk mewujudkan ASEAN Drug Free 2015

Metrik

  • visibility 152 kali dilihat
  • get_app 1097 downloads

Drugs trafficking is one of the most salient transnational crimes threateningASEAN member states especially Indonesia and Malaysia. The bilateralcooperation between both countries against transnational drugs trafficking isone of the efforts in combating drug issues happening in those countries.However, the implementation of the cooperation has not effectively reduced thedrugs problem between Indonesia and Malaysia particularly in the years of2009/2010 and 2013/2014. This research aims to observe the strategyestablished by Indonesia and Malaysia in combating drugs offences under thescheme of Drug-Free ASEAN 2015, using the theory of sociological liberalismand SWOT. Indonesia and Malaysia in combating drugs offences under thescheme of Drug-Free ASEAN 2015, using the theory of sociological liberalismand SWOT. The study employs qualitative method with descriptive-analysisand research techniques of literature reviews and interviews. This researchfound numerous factors undermining the effectiveness of the cooperationbetween Indonesia and Malaysia such as social, economy, politics, law, andworking mechanism. This paper offers a number of strategic recommendationsto enhance Indonesia and Malaysia's cooperation in tackling their drugsproblems.

BNN.GO.ID – Jakarta, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN, Drs. Puji Sarwono menghadiri Preparatory ASEAN Senior Official Meeting on Drug Matters, (Prep-ASOD) dari Gedung Tan Sutrisna BNN, Rabu (13/10).

Selain Deputi Hukum dan Kerja Sama, hadir pula dalam pertemuan tersebut perwakilan dari Indonesia yaitu Kepala Pusat Penelitian Data dan Informasi (Kapuslitdatin) BNN, Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., Ph.D., Perwakilan Direktorat Kerja Sama, dan perwakilan dari Direktorat Polkam ASEAN Kementerian Luar Negeri, Abdul Gofur dan Muhammad Aris Yusnandar.

Rapat yang diikuti oleh seluruh negara anggota ASEAN tersebut dihelat secara virtual dengan beberapa agenda, diantaranya laporan paruh pertama implementasi ASEAN Work Plan terkait keamanan masyarakat terhadap Narkoba 2016-2025 yang disampaikan oleh Indonesia, laporan perkembangan rencana kerja sama ASEAN dalam mengatasi produksi dan peredaran narkotika di Golden Triangle 2020-2022 yang disampaikan oleh Thailand, persiapan peluncuran ASEAN Drug Monitoring (ADM) report 2020 , dan lain sebagainya.

Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., Ph.D., dalam laporan Mid Term Review implementasi ASEAN Work Plan Securing Communities Against Illicit Drug Communities 2016 – 2025 memaparkan tentang perkembangan dan capaian tujuh section yang terdapat dalam ASEAN Work Plan 2016-2025.

Ketujuh section tersebut yaitu komponen narkoba secara umum, pendidikan pencegahan, penegakan hukum, pengobatan dan rehabilitasi, penelitian, alternatif development, dan kerja sama ekstra regional. Dalam kesimpulan paparannya, Kapuslitadin BNN menyebutkan bahwa kecuali section pendidikan pencegahan, enam dari ketujuh section tersebut masih sangat membutuhkan penguatan sehingga dapat berjalan dengan lebih optimal.

Selain memberikan paparan review ASEAN Work Plan, Indonesia pada kesempatan tersebut juga memberikan intervensi dalam draft Chairman’s Statement AMMD ke-7. Interversi yang disampaikan oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama yaitu terkait penekanan kembali komitmen ASEAN untuk zero tolerance terhadap narkoba yang terdapat di dalam draft tersebut.

“Indonesia berharap ASEAN berkomitmen pada pendekatan zero tolerance terhadap narkoba meskipun terdapat langkah-langkah untuk melemahkan kontrol internasional tanpa disertai dengan bukti ilmiah yang relevan, dapat diverifikasi, dan dapat dipercaya,” ujar Puji Sarwono.

Hal itu disampaikan Deputi Hukum dan Kerja Sama menanggapi usulan Thailand untuk menghapus sebuah paragraf di dalam draft Chairman’s Statement yang menunjukan sikap zero tolerance ASEAN terhadap narkoba. Menurut Puji Sarwono, keberadaan pernyataan komitmen tersebut justru menunjukan kesungguhan ASEAN dalam mewujudkan Drug-Free ASEAN. Indonesia mendapat dukungan dari Singapura, Malaysia dan Brunei agar kalimat tersebut dapat masuk dalam Chairman’s Statement tersebut. (ARM)


BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI

Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn

#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar

Terkait

Apa Saja Peran Indonesia untuk Mewujudkan ASEAN Drug Free 2015?

TRIBUNPADANG.COM - Apa saja peran Indonesia untuk mewujudkan ASEAN Drug Free 2015?

Pertanyaan tersebut merupakan soal Tema 4 Kelas 6 SD/MI halaman 84 sampai 85, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Halaman 84 - 85 tersebut merupakan materi Pembelajaran 5, Subtema 2 Globalisasi dan Manfaatnya, Tema 4 Globalisasi.

Berikut kunci jawaban Tema 4 Kelas 6 halaman 84 - 85:

8. Apa saja peran Indonesia untuk mewujudkan ASEAN Drug Free 2015?

Jawaban: Membuat undang-undang tentang hukum penyalahgunaan narkoba, mengadakan sosialisasi bahaya narkoba ke sekolah maupun ke masyarakat, dan menggiatkan upaya BNN dalam memberantas narkoba.

KLIK LINK DI BAWAH UNTUK JAWABAN LENGKAPNYA:

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 Halaman 84 85 86 87 88 Buku Tematik K13 Pembelajaran 5 Subtema 2

Masyarakat ASEAN Bebas Narkoba

Era globalisasi memberi kemudahan masyarakat dalam hal komunikasi dan transportasi. Seakan menjadikan dunia tanpa batas. Hal ini juga meningkatkan peredaran dan perdagangan narkoba di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Meningkatkannya kejahahatan narkoba akan mengancam keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia bekerja sama dengan negaranegara ASEAN menyusun langkah-langkah dalam mencapai “ASEAN Drug Free 2015”. Semua negara saling menukar informasi dalam hal rehabilitasi, pencegahan, dan penegakan hukum tentang masalah narkoba.

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA