Apa perbedaan antara susah tidur dan insomnia?

Sebentar-sebentar terbangun, gelisah berkepanjangan, susah tidur malam hari, sampai akhirnya merasa lesu saat pagi tiba. Apakah ini yang disebut insomnia?

Bisa jadi pertanyaan di atas juga terlintas di benak Anda maupun orang-orang yang juga mengalami susah tidur malam hari. Di saat orang lain memanfaatkan malam hari untuk beristirahat, Anda justru tidak bisa memejamkan mata.

Tenang, Anda tidak sendiri. Setiap tahunnya di Amerika saja, ada 40 juta orang yang mengalami susah tidur di malam hari dan berakhir menjadi insomnia. Ini merupakan masalah tidur paling umum terjadi.

Baca Juga

  • Gangguan Tidur Insomnia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
  • Mengenal Penyebab Penyakit Tidur dan Gejalanya yang Mematikan
  • 10 Cara Mengatasi Susah Tidur yang Efektif

Membedakan susah tidur biasa dengan insomnia gampang-gampang susah. Namun Anda bisa mengidentifikasinya dengan mengenali lebih jauh apa itu insomnia.

Insomnia merupakan sebuah kondisi saat seseorang merasa kesulitan untuk tidur atau membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berusaha tidur. Hal ini dapat disebabkan oleh kegiatan sebelum tidur, gangguan mental, atau karena penyakit tertentu.

Secara umum, insomnia bisa terjadi karena dua penyebab.

Pertama, insomnia akut yang bisa terjadi hanya satu malam atau berminggu-minggu. Biasanya hal ini terkait dengan peristiwa yang menyebabkan stres akut seperti kematian orang terdekat.

Kedua, insomnia kronis. Masalah tidur yang lebih serius ini terjadi ketika Anda merasakan gangguan tidur setidaknya selama tiga malam setiap minggunya dan berlangsung selama tiga bulan.

Gejala insomnia

Berikut ini juga merupakan cara membedakan insomnia dengan susah tidur malam biasa, karena ada gejala-gejala seperti:

  • Sulit tertidur
  • Terbangun di malam hari dan sulit kembali tidur
  • Kelelahan dan tidak berenergi
  • Tidak bisa menjalankan fungsi kognitif seperti mengingat dan berkonsentrasi
  • Masalah mood
  • Tidak maksimal saat di kantor atau sekolah

Pemicu terjadinya insomnia

Lebih jauh lagi, hal yang bisa membedakan insomnia dengan susah tidur malam biasa selain frekuensinya adalah pemicunya. Ada beberapa pemicu yang bisa menjadi dasar mengidentifikasi insomnia, di antaranya:

  • Depresi
  • Rasa cemas berlebihan
  • Gaya hidup yang kerap bekerja sampai larut malam
  • Tidur siang terlalu lama di siang hari
  • Konsumsi alkohol, kafein, atau nikotin
  • Masalah medis (sinus, GERD, asma, Parkinson, low back pain)

Selain itu, insomnia juga bisa menjadi gejala untuk masalah tidur yang lebih kompleks. Misalnya sindrom restless legs, ketika seseorang merasa tidak nyaman menggerakkan kaki dan memburuk saat malam hari. Akibatnya, sulit untuk bisa beristirahat dengan tenang.

Selain itu, insomnia juga bisa menjadi alarm terjadinya sleep apneayaitu saat saluran pernapasan seseorang seakan tertutup saat tidur. 

Membedakan susah tidur malam dan insomnia

Apabila gejala yang dirasakan masih saja terasa ambigu antara susah tidur malam dengan insomnia, coba telisik lebih jauh beberapa kondisi berikut ini:

  • Suasana tidak kondusif untuk tidur

Tidak selamanya orang susah tidur malam berarti insomnia. Terkadang mereka hanya susah tidur karena susana yang tidak kondusif. Contohnya masih ada cahaya lampu, kamar yang gerah, hingga melihat ponsel atau televisi sebelum tidur. 

  • Rule of 3

Ketika perlu waktu lebih dari 30 menit untuk terlelap; seseorang terbangun lebih dari 3 kali dalam semalam; berlangsung lebih dari 3 kali per pekan dan selama 3 minggu berturut-turut, itu adalah insomnia.

Apabila susah tidur malam hanya berlangsung sesaat, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Cukup ketahui penyebabnya dan berupayalah mengubahnya.

Namun jika yang terjadi adalah susah tidur malam dalam jangka waktu lebih panjang, segera konsultasikan kepada pakarnya.

Penyebab tidak bisa tidur malam selain insomnia

Selain insomnia, masih banyak penyebab tidak bisa tidur malam yang juga harus diwaspadai, misalnya:

  • Restless legs syndrome (RLS)

Restless legs syndrome (RLS) adalah penyakit yang dapat menyebabkan penderitanya merasakan sensasi tidak nyaman di kakinya saat malam hari. Biasanya, penderita RLS akan kesulitan tidur di malam hari saat gejalanya menyerang.

  • Jarang olahraga

Mereka yang jarang olahraga biasanya akan merasa sulit tidur di malam hari. Maka dari itu, cobalah berolahraga agar tubuh lebih bugar dan kualitas tidur pun meningkat.

  • Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya. Beberapa obat antidepresan juga bisa menyebabkan susah tidur.

  • Stres

Saat stres menghantui pikiran, tidak heran jika mata sulit terlelap untuk tidur. Cobalah untuk melakukan berbagai aktivitas menenangkan untuk mencegah stres, seperti yoga, meditasi, membaca buku, hingga berbicara dengan anggota keluarga.

Jika Anda mengidap berbagai kondisi medis di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, kualitas dan pola tidur Anda bisa membaik.

Apa bedanya insomnia dan susah tidur?

Susah Tidur Malam Tidak Selalu Berarti Insomnia Namun sebenarnya susah tidur ketika malam hari tidak selalu berarti kita mengalami insomnia, lo, teman-teman. Insomnia merupakan gangguan tidur di mana kita merasa sangat sulit untuk tidur, sulit untuk tidur nyenyak, atau mengalami keduanya.

Apa yang dirasakan orang yang insomnia?

Insomnia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang merasa kesulitan untuk tertidur, sering terbangun saat tidur, dan bangun terlalu dini. Para penderita insomnia biasanya akan bangun dalam keadaan lelah. Akibatnya, aktivitas sepanjang hari menjadi terganggu.

Insomnia terjadi pada jam berapa?

penderita hanya bisa tidur selama 6 jam atau kurang, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih. tidak merasa bugar setelah tidur dan/atau merasa lelah di siang hari meskipun memiliki waktu tidur yang cukup.

Kenapa orang bisa terkena insomnia?

Kecemasan, stres, dan depresi adalah beberapa penyebab paling umum dari insomnia kronis. Memiliki kesulitan tidur juga dapat membuat kecemasan, stres, dan gejala depresi bertambah buruk. Penyebab emosional dan psikologis umum lainnya termasuk kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan bipolar, dan trauma.