Penyebab terjadinya Gempa bumi Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astemosfer yang cair dan panas. Sehingga lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel.
Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi.
Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya.
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (divergen), saling mendekati (konvergen) dan saling geser (transform). Convergent sendiri ada dua jenis, yaitu subduction (dimana terjadi penunjaman) dan collision (terjadi pengangkatan seperti Himalaya).
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15 cm per tahun.
Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng 76 tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
REFERENSI
[1] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2012. Gempabumi Edisi Populer
[2] Dilek, Y., Pavlides, S., 2006. Postcollisional Tectonics and Magmatism in the Mediterranean Region and Asia, Geological Society of America.
Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT.
Tulisan ini adalah bagian ke empat dari sebuah pengantar tulisan selanjutnya tentang Bangunan Tahan Gempa.
Daftar Tulisan Selengkapnya:
- Gempa Bumi
- Kekuatan (Magnitudo) Gempa Bumi
- Intensitas Gempa Bumi
- Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
- Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Dampak Gempa Bumi
- Jenis Gempa Bumi
- Gelombang Seismik
- Gelombang Gempa Bumi Primer (P-Wave)
- Gelombang Gempa Bumi Sekunder (S-Wave)
- Rayleigh Wave
- Gelombang Cinta (Love Wave)
Informasi tentang Audit Struktur Bangunan Gedung, Tower, Dermaga, Jalan, silahkan menghubungi kami melalui:
PT Hesa Laras Cemerlang
Komplek Rukan Mutiara Faza RB 1
Jl. Condet Raya No. 27, Pasar
Rebo, Jakarta Timur, Indonesia
Email:
Telp: (021) 8404531
Whatsapp Bussines : 0813 828 271 82 or click this Link : Whatsapp
Atau tinggalkan pesan dibawah ini:
Tinggalkan Pesan
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Liputan6.com, Jakarta Memahami gempa bumi adalah peristiwa alam dari dalam bumi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan gempa bumi adalah guncangan atau gerakan (bumi).
“Dalam ilmu Geografi, gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga asal dalam,” dijelaskan.
Lalu apa penyebab terjadinya gempa bumi tektonik itu?
- Penyebab Gempa Magnitudo 5,4 yang Guncang Sukabumi
- Gempa Bumi adalah Bencana Alam, Kenali Penyebab dan Tanggap Menghadapinya
- 4 Penyebab Gempa Bumi, Jenis, dan Cara Menghadapinya yang Tepat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Banda Aceh menjelaskan penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman.
“Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contohnya gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran,” dijelaskan.
Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam penyebab terjadinya gempa bumi tektonik dan cara menghadapinya, Kamis (19/5/2022).
Gempa bermagnitudo 5,3 mengguncang Kota Banda Aceh , sekitar pukul 01.33 WIB. Laman BMKG menyebutkan, lokasi gempa berada pada 5,69 derajat lintang utara dan 95.56 derajar bujur timur.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gempa tektonik berkekauatan 5,1 yang dimutakhirkan menjadi 5,0 mengguncang wilayah Garut, Jawa Barat. (Dok. BMKG)
Memahami penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah berhubungan dengan pergerakan lempeng tektonik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah gempa pengaruh proses pengumpulan energi sebelum terjadinya pelepasan energi.
“Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik,” dijelaskan.
Penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah pergerakan yang terlalu besar. Bumi tempat tinggal manusia memang tempat yang padat, tetapi selalu bergerak, dan inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab gempa bumi tektonik. Penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah ketika ada tekanan karena pergerakan sudah terlalu besar sehingga tidak bisa ditahan oleh lempeng tektonik.
Dijelaskan pula ada tiga tipe sesar atau lempeng bumi yang pergerakannya bisa menjadi penyebab terjadinya gempa bumi tektonik. Apa saja sesar penyebab terjadinya gempa bumi tektonik tersebut?
1. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Tektonik adalah Sesar Naik
Jika blok atas naik lebih tinggi dari blok kaki karena adanya gaya tekan yang terjadi pada kedua blok.
2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Tektonik adalah Sesar Turun
Jika blok atas turun lebih rendah dari blok kaki karena adanya gaya tarikan terjadi pada kedua blok tersebut
3. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Tektonik adalah Sesar Mendatar
Jika kedua blok sesar bergerak mendatar satu sama lain.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Lainnya
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)
1. Pergerakan Magma Gunung Berapi
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
2. Tumbukan
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi. Jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.
3. Runtuhan
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah runtuhan. Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan. Gempa bumi ini juga jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Penumpukan Massa Air yang Sangat Besar
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah penumpukan massa air yang sangat besar. Beberapa gempa bumi terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Walaupun hal ini cukup jarang terjadi. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal).
5. Gelombang Longitudinal dan Transversal
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah gelombang longitudinal dan transversal. Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
6. Bahan Peledak
Penyebab terjadinya gempa bumi adalah peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Penyebab gempa bumi yang dipengaruhi oleh manusia seperti ini disebut juga seismisitas terinduksi.
Cara Menghadapi Terjadinya Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Semarang dalam keterangan tertulisnya menjelaskan cara menghadapi terjadinya gempa bumi yang benar. Bagaimana saja?
1. Rumah
Jika gempa bumi terjadi saat kamu sedang di rumah, masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh dari jatuhan benda-benda. Jika tidak memiliki meja, lindungi kepala dengan bantal. Jika sedang menyalakan kompor,maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2. Sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, jika gempa mereda keluarlah berurutan, cari tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
3. Luar Rumah
Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame.
4. Gedung, Mall, Bioskop, dan Lantai Dasar Mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
5. Lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Jika terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
6. Mobil
Saat terjadi gempabumi besar jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah. Hentikan mobil di tempat terbuka. Jika harus mengungsi maka keluarlah dengan segera dari mobil.