Apa itu komunikasi persuasif

Komunikasi persuasif berarti menyampaikan pesan yang sifatnya membujuk orang lain, atau audiens sasaran. Tujuannya, agar orang tersebut berubah atau terpegaruh mengikuti keinginan komunikator secara kepercayaan maupun sikapnya.

Melakukan komunikasi persuasif bisa dikatakan “susah-susah gampang”, karena kita harus membuat orang lain yakin dengan apa yang katakan. Dengan begitu, baru mereka bisa dengan senang hati mengikutinya.

Tak jarang, penolakan pun bisa terjadi, termasuk resistensi dari mereka yang sedang kita coba persuasikan. Karenanya, perlu mengetahui bagaimana komunikasi persuasif yang baik, agar tujuan kita pun berhasil tercapai.

Salah langkah, maka komunikasi persuasif yang kita lakukan akan jadi sia-sia.

Yuk, simak sepuluh kiat untuk meingkatkan kemampuan komunikasi persuasif yang Glints tampilkan berikut.

Baca Juga: 7 Tips agar Kemampuan Komunikasi Bisnis Kamu Lebih Efektif

1. Kenali dirimu sendiri

Apa itu komunikasi persuasif

© educocommunity.com

Hal pertama yang perlu diperhatikan juga dalam melakukan komunikasi persuasif adalah mengenali diri sendiri dan menyadari bagaimana level kemampuan yang kamu miliki.

Secara garis besar, ada tiga kategori dalam konteks kemampuan, yaitu profesional, kepemimpinan, dan eksekutif. Perbedaan ketiganya terletak pada apa yang kamu komunikasikan kepada audiens.

Pertama, secara profesional berarti kamu mampu melakukan komunikasi persuasif yang membuat audiens mau mendengarkan pesan yang kamu coba sampaikan.

Kedua, komunikasi persuasif dalam level kepemimpinan berarti kamu mampu mengajak audiens untuk peduli tentang pesan yang kalian sampaikan.

Ketiga, level eksekutif berarti komunikasi persuasif yang kamu lakukan mampu membuat audiens bertindak, atau melakukan sesuatu. Karena itu, penting untuk mengenali diri kalian dan caramu berkomunikasi.

Jangan sungkan juga untuk terus bertanya dan meminta masukan dari orang lain.

2. Jujur, lepas dari stereotip negatif sales

Terlepas dari apa pun yang kamu tawarkan, coba selalu jujur dengan apa yang kamu katakan pada saat melakukan komunikasi persuasif.

Banyak yang menganggap “sales” dengan stereotip negatif. Entah itu barang nyatanya tidak sesuai dengan yang ditawarkan, benefit tidak sebanyak yang ditawarkan, dan lain sebagainya.

Sebisa mungkin, jelaskan apa yang kamu tawarkan dengan baik, serta apa-apa saja keunggulan sebenarnya.

Persuasi tidak sama dengan “menipu”, sampai orang tersebut membuat pilihan yang sebenarnya tidak ia sukai. Coba hindarkan pikiranmu dari stereotip negatif tersebut.

Mengutip dari IFP, membangun kepercayaan dalam komunikasi adalah hal krusial. Salah satu caranya dengan membangun kredibilitas. Jadi, tunjukkan kredibilitasmu agar komunikasimu berjalan efektif.

3. Fokus bagaimana membantu orang lain

Apa itu komunikasi persuasif

© Pexels.com

Pada saat mencoba komunikasi persuasif, fokus pada melihat apa kebutuhan seseorang, dan membantu mereka menghadapi hal tersebut.

Fokusmu sebelumnya yang tertuju kepada bagaimana cara mereka mengikutimu, coba dihilangkan.

Lihat apa tujuan, dan kebutuhan orang tersebut, serta bagaimana hal yang kamu tawarkan bisa membantu mereka. Misalnya, kamu sedang mencoba mempersuasi mereka untuk mengikuti sebuah seminar keuangan.

4. Miliki konteks yang berbobot

Tawarkan juga konteks dari apa yang kamu komunikasikan. Jelaskan sedetail mungkin agar lebih meyakinkan orang lain atau audiensmu.

Misalnya hal-hal rinci, hasil penelitian, pendapat ahli atau tokoh tertentu, dan sebagainya terkait apa yang kamu tawarkan.

Pastikan apa yang kamu jual itu “berbobot” dan tidak bisa dianggap entang. Jadi, komunikasi persuasif yang kamu lakukan bisa menarik lebih banyak orang.

Baca Juga: Ini 7 Skill yang Harus Dikuasai oleh Seorang Sales Executive

5. Perubahan apa yang diinginkan?

Apa itu komunikasi persuasif

© Freepik.com

Sebelum lebih lanjut menawarkan produk pada targetmu, coba pikirkan apa yang mereka inginkan.

Dikutip dari Learning Mind, sebelum berkomunikasi, kamu harus tahu dulu siapa mereka dan apa yang diinginkan.

Apakah kamu ingin dia mendapat pemikiran baru, atau ingin dia melakukan suatu tindakan tertentu dan membeli sesuatu?

Dengan mengerti perubahan yang diharapkan, cara komunikasi persuasif yang kamu lakukan pun bisa menyesuaikan.

Misalnya, kalau kamu hanya ingin orang tersebut mendapat suatu pemikiran baru, kamu cukup menjelaskan fakta-fakta yang ada dan bagaimana kontradiksinya dengan apa yang ia ketahui selama ini.

Lain halnya jika tujuanmu adalah agar orang tersebut membeli apa yang kamu tawarkan.

Kamu bisa menjelaskan keunggulan dan alasan mengapa orang tersebut harus beli produkmu.

6. Tanyakan pertanyaan open ended yang “pintar”

Dibanding terus menerus “mendoktrin”, serta memaksa orang lain menyetujui apa yang kamu tawarkan, coba lontarkan pertanyaan yang membuat mereka ikut berpikir.

Tanpa menawarkan secara langsung, komunikasi persuasif juga bisa berjalan, kok.

Hindari pertanyaan close ended, yang jawabannya hanya “ya” dan “tidak”.

Sebaiknya, tanyakan pertanyaan open ended, yaitu pertanyaan dengan variasi jawaban, contohnya:

  • Apa yang akan kamu lakukan jika (contoh kasus atau masalah)?
  • Kalau kamu bisa punya (contoh kasus atau masalah), keputusan apa yang akan kamu ambil?

7. Siap hadapi penolakan

Apa itu komunikasi persuasif

© Freepik.com

Ketika melakukan komunikasi persuasif dan mengalami penolakan, coba cari tahu apa yang membuat orang tersebut menolak penawaranmu.

Apakah karena ia sudah pernah kecewa sebelumnya, tidak puas dengan apa yang kamu tawarkan, atau hal-hal lainnya?

Dengan begitu, kamu bisa memahami dan belajar apa yang sebaiknya kamu lakukan, agar komunikasi persuasifmu selanjutnya berhasil.

8. Dukung pernyataan dengan fakta dan data

Melansir dari Pumble, komunikasi persuasif mendukung ide-ide yang disertai dengan fakta juga contoh yang relevan.

Kamu bisa mendukung poin-poin yang kamu berikan dengan menyertakan flyer dengan pesan yang persuasif juga contoh dari keberhasilan ide tersebut.

Apa itu komunikasi persuasif

© Freepik.com

9. Melakukan apa yang kamu katakan 

Jangan berlebihan dalam menyampaikan ide dan fokus kepada transparansi dari komunikasi yang kamu lakukan.

Mengutip dari Pumble, seorang komunikator yang baik tidak membutuhkan begitu banyak kata-kata untuk menyampaikan pesan mereka.

Fokuslah pada aksi atau tindakan yang sesuai dengan kata-kata atau idemu.

10. Percaya diri dan terus belajar

Kurang percaya diri akan terlihat dari postur, gestur tubuh, dan kebiasaan-kebiasaan yang kamu lakukan.

Jika kamu saja tidak percaya diri, bagaimana audiens akan mempercayai kata-katamu?

Mengutip Learning Mind, dengan kepercayaan diri kamu akan mendapat respons lebih baik dari audiens.

Komunikasi persuasif perlu terus diasah dan dilatih, agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

Coba untuk mendengar, memahami, dan mencocokkan kebutuhan audiensmu.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Komunikasi Interpersonal yang Profesional

Nah, itu dia informasi terkait dengan tips komunikasi efektif yang mungkin bisa membantu kamu.

Bukan hanya komunikasi efektif, di Glints blog kamu bisa mendapatkan tips dan informasi skill profesional lain, lho!

Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi persuasif?

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang memiliki tujuan yang harus dicapai. Oleh karena itu, dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya strategi yang tepat untuk mencapai keberhasilan suatu kegiatan persuasif.

Jelaskan apa saja contoh komunikasi persuasif?

Contoh lain yang menggunakan komunikasi persuasif adalah kampanye pemilhan umum. Dalam kampanye pemilihan umum, calon menggunakan komunikasi persuasif untuk meyakinkan calon pemilih untuk memilihnya.

Bagaimana cara melakukan komunikasi persuasif?

Cara Meningkatkan Komunikasi Persuasif yang Baik.
Fokus Jadi Orang yang Bermanfaat. ... .
Ketahui Tujuan Sebelum Mulai Berbicara. ... .
Pahami Audiens dan Kebutuhannya. ... .
Gunakan Bukti dan Pengalaman. ... .
Tarik Perhatian Audiens. ... .
Gunakan Bahasa Tubuh. ... .
Terus Berlatih..

Apa tujuan dilakukannya komunikasi persuasif?

Jika disimpulkan, ada tiga tujuan komunikasi persuasif, yaitu: Memengaruhi orang lain Memperkuat kegiatan komunikasi lewat penyampaian gambaran serta menampilkan informasi yg dapat memotivasi komunikan Menegaskan serta mengubah sikap komunikan.