Setelah melahirkan, ada banyak perubahan yang akan dialami tubuh ibu. Pemulihan pascapersalinan pun masih akan berlangsung selama beberapa minggu setelahnya. Maka dari itu, ada beberapa pantangan ibu setelah melahirkan yang perlu dihindari.
Ini pantangan ibu setelah melahirkan
Mulai dari membatasi jenis makanan yang bisa dikonsumsi hingga mengurangi aktivitas fisik, berikut ini pantangan ibu setelah melahirkan normal maupun pantangan ibu setelah melahirkan caesar yang perlu diperhatikan.
1. Menerima tamu terlalu lama
Setelah melahirkan, biasanya akan ada banyak tamu yang mengunjungi untuk menjenguk Anda dan Si Kecil yang baru hadir di dunia. Meski hal tersebut bisa membuat hati senang, tapi Anda tetap perlu membatasinya.
Batasi kunjungan keluarga maupun teman dalam dua minggu pertama setelah melahirkan agar Anda bisa beristirahat dan membuat jadwal menyusui yang stabil. Jangan paksakan menerima tamu saat lelah dan istirahatlah saat memungkinkan.
2. Berhubungan seksual
Pantangan ibu setelah melahirkan selanjutnya adalah berhubungan seksual. Anda diharuskan untuk menunggu kurang lebih 4-6 minggu atau hingga dokter memperbolehkan kembali melakukan hubungan intim.
Sebab, tubuh Anda perlu waktu untuk pulih. Sementara itu, berhubungan seks akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi di vagina, perdarahan, dan terbukanya kembali luka persalinan yang sudah mulai menutup.
3. Lalai menjaga kebersihan vagina
Pantangan ibu setelah melahirkan normal adalah lalai dengan kebersihan vagina. Menjaga kebersihan vagina adalah wajib hukumnya bagi ibu yang baru melahirkan. Sebab, dengan adanya luka serta kesulitan pergerakan, risiko munculnya infeksi jadi lebih tinggi.
Untuk menjaga kebersihan vagina, pastikan Anda rutin membersihkan area genital dengan air hangat secara perlahan. Berendam dengan air hangat juga bisa membantu mengurangi rasa sakit dan perih di vagina setelah melahirkan.
Baca Juga: 7 Perubahan yang Terjadi di Vagina Setelah Melahirkan
4. Mengangkat barang yang terlalu berat
Jangan mengangkat barang yang terlalu berat, terutama setelah Anda melahirkan melalui operasi Caesar. Batasi beban benda yang bisa diangkat sesuai dengan berat bayi.
Jadi misalnya berat bayi adalah 3 kg, maka Anda tidak disarankan untuk mengangkat benda yang beratnya lebih dari 3 kg.
Jangan ragu meminta bantuan orang lain untuk mengangkat keperluan Anda seperti tumpukan baju kotor maupun belanjaan kebutuhan sehari-hari.
5. Langsung diet ketat
Ibu yang baru melahirkan umumnya akan langsung mengalami penurunan berat badan sekitar 10 kg setiap bulannya. Namun, hal ini tidak dialami semua perempuan dan beberapa di antaranya jadi merasa harus melakukan diet ketat sesegera mungkin.
Melakukan diet ketat segera setelah melahirkan sebenarnya tidaklah disarankan. Sebab, jika Anda sampai mengonsumsi kurang dari 1.800 kalori per hari, kadar energi di tubuh akan turun drastis dan mood pun akan berubah menjadi jelek. Anda juga butuh mengonsumsi makanan yang cukup agar produksi ASI bisa terus lancar.
Sehingga kuncinya, jangan langsung menjalani diet ketat. Lebih baik, lakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mulai olahraga ringan saat dokter sudah mengizinkan.
Baca juga: Seperti Apa Warna Darah Nifas yang Normal?
6. Langsung olahraga berat
Ibu yang baru melahirkan, biasanya diizinkan untuk langsung mulai berolahraga. Namun, jenis olahraganya lah yang perlu diperhatikan.
Biasanya, Anda akan disarankan untuk melakukan olahraga ringan terlebih dahulu, seperti jalan kaki dan berenang.
Olahraga penting dilakukan untuk mendukung masa pemulihan. Kegiatan fisik, meski ringan, akan membantu meningkatkan energi dan mengurangi risiko terjadinya konstipasi pascapersalinan.
7. Mengonsumsi makanan yang tidak sehat
Mengonsumsi makanan yang tidak sehat, bisa menghambat pemulihan. Sebaliknya, makanan dan minuman yang sehat bisa mendukung pemulihan dan mencegah risiko terjadinya gangguan tambahan.
Mengonsumsi makanan seperti buah, sayur, dan biji-bijian yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat, akan membantu mencegah ambeien dan baik untuk ibu menyusui.
Sementara itu, makanan seperti daging, ikan, dan pasta atau nasi akan memberikan energi yang dibutuhkan untuk mengurus buah hati. Anda juga disarankan untuk minum banyak air putih untuk mencegah konstipasi.
Batasi konsumsi makanan dengan banyak lemak dan gula, yang justru akan membuat Anda lemas. Selain itu, hindari makanan pedas setelah melahirkan terlebih saat Anda sedang menyusui bayi.
Makanan pedas dapat menyebabkan Anda mudah mulas, sakit perut hingga diare setelah melahirkan normal maupun operasi caesar. Begitu juga dengan makanan berminyak, sebaiknya dihindari.
Baca Juga: Mitos Fakta Perawatan Tradisional Setelah Melahirkan: Mana yang Paling Menjebak?
8. Menggunakan tampon
Larangan masa nifas lainnya yakni menggunakan tampon sebagai pengganti pembalut. Dikutip dari Cleveland Clinic, enam minggu setelah melahirkan, perdarahan mungkin masih akan sering terjadi dari vagina. Sebab, pada masa ini sedang terjadi lokia atau proses dimana dinding rahim meluruh dan keluar sebagai darah, layaknya orang menstruasi.
Selama lokia terjadi, Anda tentu perlu menggunakan sesuatu untuk menampung darah yang keluar. Pembalut biasa lebih disarankan dibanding tampon. Sebab, tampon bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi di vagina.
9. Minum terlalu banyak kafein dan alkohol
Pantangan ibu setelah melahirkan selanjutnya adalah terlalu banyak minum kafein dan alkohol. Sebab, keduanya bisa ikut meresap ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi.
Jika minum lebih dari 3 gelas kopi dalam sehari, misalnya, ASI Anda akan mengandung terlalu banyak kafein dan bayi pun akan jadi susah tidur.
10. Menyimpan semua kesulitan sendiri
Selain pemulihan fisik, pemulihan mental juga penting diperhatikan oleh ibu yang baru melahirkan.
Dengan meningkatnya risiko sindrom baby blues, depresi pascamelahirkan dan stres akibat penyesuaian dengan perubahan yang ada, Anda sebaiknya tidak menyimpan semua kesulitan seorang diri.
Ini adalah pantangan ibu setelah melahirkan yang kerap diabaikan. Jangan ragu untuk menceritakan kesulitan Anda pada orang-orang terdekat, terutama pasangan.
Jangan segan minta tolong jika memang perlu dan apabila dibutuhkan, hubungilah psikolog ataupun psikiater untuk membantu menjaga kesehatan mental Anda dalam masa postpartum ini.
Kapan harus ke dokter jika mengalami gangguan setelah melahirkan?
Enam minggu setelah melahirkan, Anda biasanya akan dianjurkan untuk kontrol kembali ke dokter. Saat kontrol ini, dokter akan memeriksa kondisi vagina, leher rahim, serta berat badan dan tekanan darah Anda untuk memastikan proses pemulihan terjadi dengan baik.
Namun jika sebelum enam minggu, Anda sudah mengalami gejala-gejala tertentu, sebaiknya segera kunjungi dokter. Berikut ini kondisi yang bisa menandakan adanya gangguan kesehatan pada ibu yang baru melahirkan.
- Perdarahan yang sangat banyak dari vagina, bahkan bisa membuat Anda ganti pembalut beberapa kali dalam satu jam
- Sakit kepala yang sangat parah dan tidak kunjung hilang
- Sakit di kaki disertai bengkak dan kemerahan
- Payudara bengkak disertai nyeri dan terasa hangat bila disentuh
- Demam lebih dari 38°C
- Pingsan
- Penglihatan terganggu
- Sakit saat buang air kecil
- Bau tidak sedap dari vagina
- Jantung berdetak sangat cepat, sesak napas, dan nyeri dada
- Muntah-muntah
- Rasa sakit di perut semakin parah atau justru muncul tiba-tiba
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar pantangan ibu setelah melahirkan caesar dan melahirkan normal serta proses pemulihan selama masa nifas, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.