Adakah bagian lidah yang tidak mampu menimbulkan sensasi PENGECAPAN Setelah diberi aplikasi tastan

MaxPixel's contributors

Ilustrasi menjulurkan lidah.

Bobo.id - Sebagai indra pengecap, lidah bisa merasakan empat rasa utama, yaitu manis, asam, asin, dan pahit.

Empat rasa yang bisa kita rasakan ini disebabkan oleh papila atau bintil pengecap rasa yang ada di lidah.

Kalau dilihat dari dekat dengan lebih detail, maka di lidah kita akan terlihat adanya bintil berukuran kecil yang menonjol di permukaan lidah.

Bintil papila yang sehat akan berwarna merah mudah, yang menujukkan bahwa lidah kita sehat dan dapat mengecap rasa dengan baik.

Baca Juga: Kenapa Lidah Terasa Gatal Setelah Makan Nanas? Apakah Perlu Waspada?

Setiap Bagian Lidah Disebut Dikhususkan Mengecap Rasa yang Berbeda

Apakah kamu pernah melihat peta atau bagan lidah, yang menunjukkan bahwa setiap bagian lidah mengecap rasa yang berbeda?

Dalam peta lidah ini, ditunjukkan bahwa sisi kanan dan kiri lidah dikhususkan untuk mengecap rasa asam.

Sedangkan bagian ujung lidah mengecap rasa asin dan manis.

Lalu bagian pangkal lidah dikhususkan untuk mengecap rasa pahit. Sementara bagian tengah lidah digambarkan tidak terlalu bisa merasakan banyak rasa.

Hmm... Peta zona rasa pada lidah manusia ini kira-kira benar atau tidak, ya?

Lidah Tidak Punya Bagian Tertentu yang Mengecap Rasa Khusus

Seorang ahli imu saraf dari Amerika Serikat, Brian Lewandowski mengatakan kalau sebenarnya tidak ada bagian khusus di lidah yang bisa mengecap rasa tertentu, lo.

Pak Lewandowski mengatakan, seluruh area lidah manusa bisa mendeteksi setiap rasa dari makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Beberapa area lidah memang punya perbedaan sensitivitas dalam mengecap rasa.

Namun hal ini tidak memainkan peran yang besar dalam membedakan rasa yang jelas pada apa yang dikonsumsi.

Selain itu, setiap papila yang ada di lidah juga mendeteksi rasa dengan cara dan waktu yang berbeda.

Baca Juga: Hati-Hati, 8 Jenis Makanan dan Minuman Ini Bisa Sebabkan Penyakit Lambung

Peta Pengecap Rasa Lidah Dibuat oleh Ilmuwan Jerman

Awal mula munculnya peta zona pengecap rasa di lidah adalah di tahun 1901 oleh seorang ilmuwan asal Jerman, David Hanig.

Beliau mengkur respons lidah manusia terhadap stimulasi rasa di berbagai area lidah.

Dari penelitian yang dilakukannya, Pak Hanig kemudian membuat grafik yang menunjukkan perubahan sensitivitas dalam merasakan stimulasi rasa yang diberikan.

Grafik yang dibuat oleh Pak Hanig ini tidak secara formal, sehingga menunjukkan kalau setiap area lidah yang berbeda bisa mendeteksi rasa tertentu.

Baca Juga: Punya Gejala yang Mirip, Cari Tahu Perbedaan Asam Lambung dan Penyakit Jantung

Akibat dari grafik yang dibuat oleh Pak Hanig, tahun 1940an, seorang psikolog bernama Edwin Boring menggambar ulang grafik ini dan salah mengartikan gambar yang dibuat oleh Pak Hanig.

Hasilnya adalah rasa dasar yang bisa dideteksi oleh beberapa bagian lidah manusia dan bukannya rasa relatif atau rasa umum yang bisa dideteksi oleh seluruh permukaan lidah.

Sensor Pengecap Rasa Tidak Hanya Ada di Lidah Saja

Selama ini, kita mengetahui kalau hanya lidah saja yang bisa mendeteksi rasa utama.

Wah, ternyata selain lidah, atap mulut dan bagian belakang tenggorokan kita juga bisa mendeteksi rasa, lo.

Di setiap papila, terdapat sekitar 50 - 100 sensor khusus untuk mendeteksi rasa.

Ketika kita makan atau minum, maka berbagai bahan kimia di dalam makanan dan minuman, seperti gula, garam, asam, maupun bahan lainnya akan bersentuhan dengan protein reseptor pada sensor tadi.

Baca Juga: Cuci Tangan Hingga Tidur Nyenyak, Ini Tips Tetap Sehat di Musim Hujan

Nah, bahan kimia ini nantinya akan memicu sel untuk melepaskan sinyal saraf yang dikirimkan ke otak untuk memproses informasi rasa.

Sinyal ini kemudian dihubungkan dengan informasi sensorik lainnya, seperti bau, yang membantu kita untuk mendeteksi rasa.

Yuk, banyak membaca, agar kita juga jadi lebih banyak tahu!

#AkuBacaAkuTahu

Tonton video ini juga, ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel ini membahas tentang mitos yang seringkali beredar mengenai peta lidah. Apakah betul kita mengecap rasa di area tertentu?

--

Kayaknya di dunia ini ada satu pengetahuan besar yang menyebar soal alat pengecap kita: lidah rupanya punya area-area tertentu dalam mengecap rasa. Rasa manis di ujung lidah, asin dan asam di samping, pahit di belakang, dan soto koya di sarimie. Wadaw.

Kayak gini gambarannya:

Jujur, pasti udah nggak asing deh sama gambar itu. Selama ini, sih, kita nerima-nerima aja karena gambarnya toh juga udah menyebar luas. Bahkan gak jarang masuk ke dalam soal-soal ujian.

Permasalahannya, dari mana sih pengetahuan ini? Atau jangan-jangan kita cuma asal iya-iya aja tanpa tahu asal mulanya. Gimana coba kalau saya ngasih sebuah fakta menyakitkan: peta lidah ini tidak tepat gengs!

Semua ini bermula dari Zur Psychophysik des Geschmackssinnes.

Bukan. Itu bukan mantra di Harry Potter atau suara kentut manusia (KENTUT SIAPA YANG BUNYINYA ABSURD GITU?!). Melainkan judul artikel ilmiah buatan saintis Jerman. Namanya David P. Hanig. Lawas banget itu paper, lho. Buatan 1900-an.

Di artikel itu, Hanig melakukan eksperimen untuk menguji ambang batas sensitivitas lidah. Hasilnya, memang ada bagian/area tertentu di lidah kita yang sedikit lebih sensitif terhadap rasa tertentu. Dia juga menemukan fakta kalau bagian lidah paling sensitif adalah bagian ujung dan samping.

Oke, sampai sini paham ya?

Sampai kemudian tahun 1940-an, ada professor psikologi bernama Edwin G. Boring bikin tulisan tebel banget (600-an halaman cuy!) ngomongin Sensation and Perception In The History of Experimental Psychology.

Di salah satu bagian di buku itu, dia ngebikin grafik dari data-data yang dimiliki Hanig. Hasilnya kayak gini:

Nah, tuh coba deh liat grafiknya. Kalau dilihat sekilas, kesannya kayak bagian pangkal belakang lidah kita mengecap rasa pahit, pinggir asam dan asin, dan depan manis. Persis kayak di peta lidah yang digambarin itu kan?

Padahal, kata Hanig, jelas-jelas perbedaan itu cuma sedikit dan tidak signifikan.

Sekarang kita coba bahas ya, Sebenarnya kayak gimana sih yang benar.

Begini. Faktanya, lidah kita itu punya banyak papila (tonjolan kecil yang membuat lidah bertekstur kasar) yang tersebar dengan jenis berbeda beda. Ada yang namanya papila sirkumvalata, papila foliata, papila fungiform dan papila filiform.

Pada setiap papila (kecuali jenis papila filiform) itu mengandung taste bud atau kuncup pengecap. Di dalam taste bud itu, ada sel-sel reseptor yang bertugas menerima stimulus kimia dari molekul makanan yang larut, dan kemudian akan dibawa oleh saraf aferen ke sistem saraf pusat untuk dipersepsikan sebagai rasa apakah manis, asin, asam, pahit atau gurih (umami).

Baca juga: Salah Kaprah Soal Micin: Benarkah Micin Bikin Bodoh?

Sederhananya gini deh: di seantero lidah kita, tersebar papila Di dalam papila, ada taste bud yang punya sel reseptor yang tugasnya “menerima sinyal" rasa dari makanan. Sehingga, otak kita menerjemahkan jadi rasa-rasa yang kita kenal selama ini.

Jadi, gak ada tuh namanya kalau kita menaruh gula ke pangkal lidah kemudian rasanya jadi pahit. Tetap aja dia bakalan manis. Kayak akyu. Hihihi.

Nah, pokoknya sekarang udah tahu ya. Paling nggak, kalau ada materi kayak gini keluar di ujian, kamu udah tahu kalau sebetulnya hal ini nggak tepat dan kamu gak cuma sekadar jawab karena hafal letak-letak yang diminta di peta lidah itu. :p

--

Kak Iis adalah Master Teacher Biologi yang suka masak. Bagian favoritnya dalam memasak adalah saat makan masakannya sendiri. Mau kenal dan cari tahu Kak Iis? Yuk, tonton video-videonya di ruangbelajar!

Download sumber:

Edwin Boring - Sensation and Perception In The History of Experimental Psychology

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA