100 lagu indie terbaik tahun 90an 2022

Mendengarkan musik sudah menjadi aktivitas kami bekerja di media musik. Kegiatan yang menyenangkan, walau pasti ada yang terlewat untuk benar-benar disimak. Ya, sebutlah bukan kami saja yang serba musik. Hiburan ini sudah menjadi hidangan utama bagi kalian juga sebagai pembaca.

Rasanya tak terhitung ada berapa lagu baru yang rilis setiap minggu. Jika dilihat dari hasil kurasi tim Spotify untuk New Music Friday Indonesia, misalnya. Bisa lebih dari 100 lagu lokal dan luar bertaruh di playlist tersebut. Seakan menjadi pertaruhan untuk bisa didengarkan, bagaimana mencuri perhatian para pendengar agar disukai. 

Apapun jenis musiknya, yang mengenal selera ya kita sendiri. Dalam artikel 100 lagu ini, tim Pophariini bersatu mengumpulkan yang terbaik versi kami, berupa single, dan sebagian adalah lagu yang berada di album. Bahkan ada yang tidak tersedia digital streaming platform. Inilah 100 lagu Indonesia terbaik 2021 pilihan Pophariini.


Anto Arief

1. SATU – Ruth Sahanaya

Dari mama Uthe alias Ruth Sahayana yang berkolaborasi dengan Laleilmanino. Dua nama besar yang saling menunggangi nuansa 90s dengan ciamik menghasilkan singel disko joget-able yang bergizi.

2. You Better Believe Me – Raisa, Kara Chenoa

Ini adalah area eksplorasi paling jauh yang bisa dilakukan Raisa. Menyisipkan musik Jamaika, rap dominan dan pilihan rapper yang tepat. Didukung dengan sound yang lebih raw untuk ukuran Raisa. Menarik sekali pemilihan sound bass drum dan snare drumnya yang kotor.

3. Tanya – Dere

Penyanyi belia 18 tahun jebolan The Voice Kids yang kini berjalan bersama Tigaduasatu, manajemen milik Tulus. Dari tiga singel dengan musik dan suara uniknya sulit memilih satu, tapi ini yang paling joget-able.

4. Niscaya – Bilal Indrajaya

Siapa sangka Bilal bisa pas berkolaborasi dengan trio Laleilmanino. Hasilnya jauh dari kata mengecewakan. Feel “It Ain’t Over ‘Till It’s Over”-nya Lenny Kravitz, dan versi lokalnya milik Sinikini, “Dan Senyumlah” sukses membayangi dengan ciamik di lagu ini.

5. Good Lovin’ – MALIQ & D’Essentials

Nostaljik berat. Nuansa 80/90an adult pop contemporary-nya sukses bikin serasa kembali ke masa sepulang sekolah dan anteng di depan radio mendengarkan lagu-lagu pop barat terbaru yang fresh. By the way, sealbum RAYA MALIQ ini keren semua. Cukup sulit milih satu.

6. Crazy Driving – Galdive

Duo elektropop Jakarta, yang meleburkan musik jazz, R&B, dan musik klasik. Album penuhnya, Canvas (2021) menarik sekali. Dan lagi heavy rotation diputar nonstop di pemutar musik saya.

7. Ruang Tanpa Jenjang – Hursa

Agak progresif, tapi tetiba nge-groove, nge-jazz, sedikit post rock, dan tetap catchy. Ini singel favorit dari proyekan gitaris Pandji Akbari yang biasa bermain sebagai session player. Makanya tetap guitar driven dan fresh.

8. Morning Sun – Duara, Vira Talisa

Duo yang setelah agak menghilang, kembali dengan musik laidback yang joget-able, sedikit banyak ngingetin sama Khruangbin, dan berkolaborasi dengan Vira Talisa. Suka sekali!

9. Apa Ada Asmara – Lomba Sihir

Terima kasih Sun Eater atas pasokan lagu-lagu pop urban yang menemani kala pandemi ini. Ini salah satu lagu favorit dari album favorit juga, Selamat Datang di Ujung Dunia milik Lomba Sihir dinyanyikan Natasha Udu.

10. Hari Yang Baik Untuk Berbohong – Hindia, RAYHAN NOOR, Sun Eater

Ini salah duanya, dari Baskara dan Rayhan dengan single nge-groove yang lezat sekali. Lirik, vokal, musik maupun isian gitarnya. Gurih!

11. Saling Menghidupkan – Charita Utami, Yudhistira Mirza

Dari duet menghasilkan lagu sendu yang mengawang dan membuncah ciamik. Musik dan lirik sama-sama indah.

12. Penguasa Paling Sederhana – Widi Mulia

Sudah lama tidak menemui lirik menarik berbicara tentang sosok wanita, dalam balutan musik 90an maksimal. Pengaruh “Everykind of People”-nya Robert Palmer jelas terasa. Begitu mudah mencengkram telinga dan tubuh untuk bergoyang. 

13. Don’t Matter – CVX, Noni

Salah satu produser muda menjanjikan kolaborasi dengan perempuan produser/penyanyi R&B yang sama menjanjikannya. Bersama merilis lagu dance maksmal yang ultra-joget.

14. Celebrate – Mikha Angelo

Pop urban dalam bentuk terbaiknya. Cocok untuk menemani berkendara malam. 

15. Alright – Romantic Echoes, Pamungkas

Keluar dari format lazimnya, melipir sedikit ke elektropop, dengan ketukan joget-able, ditambah sentuhan khas Pamungkas dan solo gitarnya yang Mayer-esque. Sulit dilewatkan!


Sheila Prilliyastiara

16. Semoga – MALIQ & D’Essentials

Lagu ini super duper enak banget dan punya nilai historis tinggi karena harusnya menjadi single menuju konser tunggal MALIQ di pertengahan tahun 2020. Namun, karena pandemi konser terpaksa dibatalkan dan perilisan diundur sampai setahun kemudian.

17. Afterglow – Naya Yeira

Pertama dengar lagu ini di radio. Kirain musisi luar, tapi pas dengar salah satu part di lagu ini, kok kayak suaranya Kamga Mo. Eh ternyata benar. Otomatis langsung masuk playlist. Lagunya bikin joget tipis-tipis.

18. Langkah Baikmu Berarti – MALIQ & D’Essentials

Kalau dengerin lagu ini jadi auto adem hati dan pikiran. Sebagai pengingat juga untuk selalu berbuat baik kapanpun dan dimanapun.

19. Sayang – Laleilmanino, Baso Aci Akang

Ada momen di mana setiap sampai di kantor, lagu ini sudah terdengar dari studio LIN. Jadi mau enggak mau lagunya jadi nempel. Terus jadi laper. Hidup Baso Aci Akang!

20. Aku Cinta Kau Dan Dia – MALIQ & D’Essentials, Dewa 19

Enggak nyangka MALIQ bisa collab sama Ahmad Dhani dan Dewa 19. Di lagu ini suaranya Angga beda dari biasanya dan artwork untuk single ini keren. Luv banget pokoknya.


Nadia Araditya Paramastri

21. Anything – Mikha Angelo 

Sebagai pendengar setia sejak album pertama The Overtunes, apalagi nangis meraung-raung di album Amateur, single ini berhasil bikin kasmaran lagi.

22. Blurry – Sadchurro 

Mengingatkan sama rasa senang, excited, nggak-sabar-tapi-nggak-pengen-cepat berakhir ketika jalan-jalan di trotoar Singapura sore hari menuju venue konser yang sudah lama ditunggu. 

23. Rumangsa – Hursa, Sri Hanuraga

Penuh kejutan!

24. Alive Again – Tender Shoots

Dari seluruh lagu yang terangkum di Kompilasi Irama Kotak Suara Terbaik Vol.1, lagu ini hawa sedihnya paling cocok.

25. Honey, Baby – Grrrl Gang

Liburan untuk pikiran yang lagi nggak mau ribet. 

26. IL SOGNO – Isyana Sarasvati

Kejutan secara konsisten dari Isyana Sarasvati dan masih terus menunggu kejutan lainnya.

27. C.H.R.I.S.Y.E. – Diskoria, Laleilmanino, Eva Celia

On repeat! 

28. Cookie Crumbles – Moongazing And Her

Mau balik ke masa SMP saja, deh…

29. Sesuatunya – MALIQ & D’Essentials

Kebetulan berkesempatan untuk dengar demo awal lagu “adik”-nya Untitled yang nggak perlu diapa-apain ini, dan sudah jatuh hati sejak pertama dengar. Paling cocok dengerin ini sambil ditemenin cahaya lampu tidur dan selimut.

30. You – Monkey to Millionaire

Nuansa Lantai Merah yang sudah lama dirindukan. Semoga masih ada kelanjutannya lagi, lagi, dan lagi.

31. Lemon – Skandal, Amelia Vindy

Sudah lama enggak milih lagu karena satu alasan jelas: enak.

32. 17Minus – Julian Alka

Tidak mengecewakan untuk seseorang yang mantengin Julian Alka semenjak meluncurkan “Nirmara”.

33. Aku Disini Untukmu – MALIQ & D’Essentials, Dewa 19

Mau yang nyanyi Ari Lasso ataupun MALIQ & D’Essentials, ternyata masih tetap berharap satu hal yang sama: semoga perih terbang tinggi di awan…

34. Tempuh – L’Alphalpha

Selalu paling cocok untuk nemenin nyetir ngebut di tol JORR malam-malam.

35. Kangen – Yura Yunita, Dewa 19

BERHASILLLLL!!!!!!!


Syauqi Ibrahim

36. Sweet Escape – Summerlane

Menjadi single terakhir, Sweet Escape sukses membawakan nuansa baru dari musik-musik Summerlane sebelumnya.

37. Rijang – Jangar

Masih konsisten dengan musiknya, Jangar seharusnya bisa menjadi wajah baru untuk musik rock di Indonesia.

38. Blanket of Sadness – Oslo Ibrahim, Rendy Pandugo

Pertama kali dengerin Oslo dan gua langsung suka.

39. Serta Mulia – Sal Priadi

Salah satu lagu yang easy listening banget, liriknya simple enggak seperti lirik-lirik Sal di lagu lainnya tapi ngena banget.

40. Pindah ke Bali – Metalican

Akhirnya, super grup ini rilis lagu. Liriknya masih nyeleneh banget.

41. Should I – Gavendri

Suara Gavendri memang gokil banget.

42. Summer Fling – Pee Wee Gaskins

“Summer Fling” masih memberikan nuansa pop-punk yang diusung Pee Wee Gaskins. Kalo single ini menjadi salah satu pembuka di album baru Pee Wee Gaskins yang akan datang, lagu ini menjadi perkenalan yang cukup baik.


Agung Abdul Basith

43. Di Cikini – Alishar

Meski single ini baru dirilis November lalu, akan tetapi sangat memorial sekali dikarenakan lirik yang relate dengan saya, atau orang-orang yang pernah berkuliah di IKJ atau orang-orang yang sering nongkrong dan berkegiatan di Cikini. Dengan lirik yang menarik nan unik dipadu musik yang mellow, single ini mampu membuat para pendengarnya hanyut ke dalam suasana alur cerita yang begitu sendu.

44. All The Way – Mocca

Di awal tahun 2021 Mocca mengeluarkan lagu ini menjadi saat yang tepat untuk mendengarkannya. Selain musiknya menyenangkan, video musik “All The Way” sangat menarik karena memakai tema animasi Anime yang begitu berwarna dan sangat ceria. Musik yang sangat cocok untuk membangkitkan mood ketika diam di rumah saja di masa pandemi.

45. The Creation Pt. 1 (Rediscovered) – Mantra Vutura

Awal Desember 2021, Mantra Vutura mengeluarkan “Rediscovering: Solar Labyrinth”. Meskipun “The Creation Pt.1” hanya instrumental namun bisa menemani waktu santai.

46. Romansa Kastem – Tabraklari

Liriknya menarik, lagunya enak bikin mood bagus kalau lagi bawa kendaraan. Rasanya pengen ugal-ugalan.


Wahyu ‘Acum’ Nugroho

47. PAINTING WITH SUWAGE – BAP.

Lagu menjadi alasan mengapa tahun 2021 musik indonesia tetap punya lagu-lagu yang bagus di semua lini.

48. Dance, Habibi – Ali

Kolaborasi funk paling pekat dan killer tahun ini. Seperti mendengarkan potongan funk Turki 70-an.

49. Pantai Rahasia – Cikini Tropical Sound

Definisi musik pantai yang paling pas di tahun ini. Dengarkan lapsteelnya.

50. Pondafine – Soulfood

Potongan terbaik dari pulau Dewata tropikalia. Angkat gelasmu dan rayakan tahun ini.

51. Always – Sasan Fai

Sebuah lagu yang menjadi alasan mengapa road trip menjadi penting di tahun ini.

52. Door of Changes – Virdania

Kesempurnaan lagu ini sudah dimulai dari intro synthesizer dan suara bait pertama dimulai.

53. Pengantar Bambu – Jon Kastella

Sebuah versi free-folk yang hanya ada di kolaborasi ini.

54. Masa Masa – Ardhito Pramono, Erwin Gutawa

Berkat lagu ini, kita tahu bahwa akhirnya lagu “Masa-Masa” terbaik bukan milik The Adams semata.

55. Tellabye – Sugarstar

Definisi shoegaze yang ‘to the bone’.

56. The Highest Stars – Indische Party

Single baru yang masih menunjukkan rock ‘n roll Indonesia masih punya taji.

57. I’m Down – Romantic Echoes, Pamungkas

Kolaborasi potongan terbaik dari kedua musisi hari ini.

58. How – Morad

Lagu soul oktan tinggi dari pemuda gondrong yang enggak ada lawan.

59. In The Dark – Leonardo Ringo, Eka Annash

Kolaborasi musisi, ‘abang-abangan skena’ yang masih berenerjik.

60. The Striker – Mad Madmen, Ade Paloh

Kolab yang sulit dibayangkan, tapi nyata.

61, Not a Begging Blues – East Groove Experience

Apakah saya bermimpi atau blues ini memang benar-benar berasal dari enam puluhan?

62. JKT 24/7 – Purpla

Sebuah anthem yang nyaris saja bisa menggeser “Aku Cinta J.A.K.A.R.T.A”, nyaris saja.

63. Cherry Blossom – Guernica Club

Potongan Electro pop mid tempo terbaik 2021

64. Pupus Harapan – Groovebox Story

Ketika dua ribu dua puluh satu dan delapan puluhan terasa tak berjarak.

65. Nurani – Bilal Indrajaya

Soundtrack untuk sebuah renungan di penghujung tahun.

66. Silly Loner (Heavy Lover) – Shinjoko, Pramudya

Layak masuk urutan pertama di setlist DJ pop kota 2021 versi saya.


Raka Dewangkara

67. The Early Serenade – Texpack

Selang dua tahun semenjak album debut yang fenomenal itu, Texpack menebus kerinduan para pendengarnya dengan tiga nomor dalam satu atap, yang salah satunya adalah “The Early Serenade”.

68. Sukar – Swellow

Kalau pernah mendengar celetukan “Bogor kota indie rock”, maka ini menjadi satu lagi penegasan dari celetukan tersebut, walau orang-orang Bogor aslinya geleuh mendengar kalimat itu.

69. Semiotika – Salam

Tiga tahun berselang setelah mini album Gelombang Darat, Semiotika kembali lagi ke memori dengan album keduanya, Eulogi. Nomor pertama dari album ini, “Salam”, menjadi penanda kembalinya mereka. Juga memuat kolaborasi bersama Lembaga Olah Seni dan Budaya (Jelmu) Kota Seberang dan Khairul, Semiotika membawa sebuah penanda identitas daerah yang dijahit dengan indah. Nomor-nomor setelahnya tidak kalah hebatnya.

70. Bigger Fish – Southpulse

Setelah mengakhiri kisah dengan payung Turks & Caicos, kini 2/3 dari unit tersebut melanjutkan perjalanan dengan nama Southpulse. “Bigger Fish”, menjadi pembuka halamannya.

71. SAME SHOES, NO COMPANY – BAP.

Kareem Soenharjo seakan berhenti marah-marah di lagu ini. Menyenangkan untuk mendengarkannya.

72. Kenneth – Milledenials

Jika shoegaze terasa membosankan, coba tengok Milledenials, lima kepala penuh energi asal Pulau Dewata yang baru saja melepas EP debutnya, 5 Stages of Doomed Romance.

73. Kabung – Hursa

Bagi saya, nomor ini terasa magisnya ketika didengarkan di perjalanan pulang, ketika laju keretamu masih jauh dari pemberhentian yang diharapkan.

74. Hallelujah – The Bunbury

The Bunbury menawarkan sebuah nomor dengan durasi enam menit repetitif pakem indie pop menyerempet post rock dalam balutan musik yang tidak membosankan sebagai sebuah penutup dari EP debutnya, Alius Malicious.

75. Mencekam – Taruk

Nomor ini menjadi pembuka bagi saya untuk berkenalan dengan materi-materi Taruk lainnya.

76. FELO DE SE – Avhath

Begini jadinya jika Avhath menambah satu kepala lagi sebagai personel tambahan yang duduk di bangku produser. Alyuadi tahu betul caranya membawa unit metal ini ke level terbarunya.

77. Reckless – Rasyiqa

Sebagai sebuah nomor debut, Rasyiqa menyuguhkannya dengan manis. Terutama untuk mereka yang tumbuh besar ditemani soundtrack-soundtrack dari Disney. Versi original ini bagi saya lebih bagus ketimbang versi 80’s yang dirilis setelahnya.

78. Modern Romance Dreaming (Lonely) – Elephant Kind

Tentu, penggalan lirik “Lonely / I’m so lonely” yang repetitif itu yang menjadi alasan utama mengapa ada nomor ini di daftar ini.

79. Violet – Rrag

Kuartet asal Bogor ini sudah waktunya untuk tidak asyik sendiri di kota sendiri dan memperlebar sayapnya ke kota-kota lainnya.

80. Love Potion – Thee Marloes Rhythm

Pertemuan saya dengan trio Roschell adalah penyebab dari hadirnya Thee Marloes Rhythm dalam daftar putar saya.

81. Bismillah – Basboi

Nomor ini sangat-sangat kuat, Basboi perlu berbangga diri karena telah menciptakan nomor yang magis ini.


Maulana Mogot

83. Every Summertime – NIKI

Gue tuh suka banget sama Vulfpeck. Awal dengerin ini gue kira dia, tapi ternyata Niki. Walaupun mirip tetep ada DNA-nya, NIKI yang bikin beda dan unik. Apalagi pas masuk ke chorus-nya kayak “lho-lho tiba-tiba gini”. Cool!

84. Tentang Lagu – Good Ol’ Dreams

Jaya, Cirebon!


Pohan

85. learning how not to die – Reruntuh

Sial, kenapa materi yang ditawarkan Reruntuh bisa terlewat begitu lama. Saya baru mendengarkan. “learning how not to die” nama yang sama untuk judul mini albumnya. Semua lagu di album membuat kesunyian tenggelam di lautan.

86. Cold Heart – aul persneling, Kay Oscar

Jarang sekali menemukan yang seperti ini. Sulit dijelaskan.

87. conversation – Derai

Pertegasan dengar langsung suka.

88. Delight – Sequoia Projects

Lagu ini memiliki intro yang terdengar seperti tak asing. Saya menantikan album dari mereka.

89. Langit Favoritku – Teddy Adhitya

Saya menyukai semua hal tentang langit. Jadi, lagu ini wajib masuk daftar.

90. Dan Ku Berlalu – Bayu Risa, Patricia Schuldtz

Mengingatkan kembali pada kenikmatan saat mendengarkan lagu Bayu Risa berjudul “Percaya”.

91. Hal-hal Yang Dipatahkan dan Dipaksakan – Mataharibisu

Judul lagu yang menarik, membuat saya jadi penasaran.

92. Hyperspace – Bleu Clair, Teza Sumendra

Kolaborasi menawan dan membuktikan disko tak pernah mati.

93. Twisted – Iqif

Lagu yang cocok didengarkan sendirian, “And I give myself away, you are loved”. Terus mau mikirin apa lagi malam ini?

94. Seorang Hati – Revaldo

Persoalan mati rasa yang menghidupkan telinga.

95. All Day All Night – Tripov

Trio yang memiliki masa depan cerah. Apabila usaha dan keberuntungannya menyatu dengan semesta.

96. Samadhi – Punokawan

Proyek $uper hip hop Indonesia.

97. Holiday Savvy – Dhira Bongs, Grace Sahertian

Dua penyanyi gawat bersatu!

98. Berakhir Sama – Eclat Story, Kaleb J

TikTok penyebabnya. Lagu capek hati yang dibawakan dengan “ya sudah enggak apa-apa, coba lagi yuk!”

99. Rasa – aya

Jarang mendengar lagu dengan aransemen musik yang seperti ini hadir dengan lirik bahasa Indonesia.

100. No One’s Gonna Love You – Morad

Berat untuk tidak memilih ini.


Previously, we brought you the “100 Greatest Alternative Singles of the ’80s”, a five-part series that attracted thousands of readers from all over the world and explored the best alternative music the ’80s had to offer. Now, we move forward in time and examine what many consider the “golden age” of alternative rock, with the “100 Greatest Alternative Singles of the ’90s”.

The understanding of “alternative” was different in the ’90s. The term was becoming more widely-used, replacing such ’80s descriptions as college rock, indie pop, post-modern, and underground. It also exploded in popularity — from huge radio stations like WHFS in Washington, DC and KROQ in Los Angeles to the airwaves of MTV, alternative music dominated the rock and roll landscape. Festivals like Lollapalooza and Lilith Fair cropped up, and alternative rock bands were selling millions of albums and headlining arenas, often without benefiting a Top 40 crossover hit. Top 40 had dwindled almost solely to R&B, hip-hop, diva ballads, and dance-pop. There was very little room for rock and roll, and suddenly bands that would have been considered mainstream rock or even Top 40 in prior years were lumped in under the amorphous “alternative” label.

A word about labels: obviously, “alternative” is a label with an enormous umbrella. Other sub-genres like “grunge” and “Britpop” became a crutch for lazy writers who couldn’t think of anything else to say about a song or an artist. They were phony movements invented by the press to describe music that was superficially similar. Sometimes it can’t be helped, but with very few exceptions, I’ve avoided using these labels when possible, as they’re arbitrary, often misused, and don’t really say anything about the song itself.

In compiling this list, the first question one asks is simple: what is “alternative”? It’s not a question with an easy answer. In many ways, it’s in the ear of the beholder. One person’s “alternative” is another fan’s “mainstream rock” or “pop” — we are operating in shades of grey. “Outside the mainstream” isn’t really enough of a definition. After all, there are plenty of artists who reside outside the limited universe of Top 40 radio who wouldn’t be considered alternative: folk, metal, country, reggae, bluegrass, orchestral, jazz, blues, some hip-hop, and others. “Alternative” requires a certain edge, a particularly adventurous vibe, a very specific sensibility. It’s hard to put your finger on it exactly, but you know it when you hear it.

Consider a few examples. The Wallflowers had six singles hit both the Billboard Modern Rock Chart and the Billboard Mainstream Rock Chart — but only two of the six charted higher on Modern Rock than the Mainstream chart. Their rootsy style sounds more in the vein of the Band than anything alternative, yet they were lumped into that category. For our purposes here, we’ve weeded out artists like the Wallflowers who may have been considered “alternative” at the time of their popularity, but with the benefit of hindsight and looking at an artist’s overall career arc, we know now they are not. We should be able to learn from two decades of reflection what is truly alternative or not, as we look beyond temporary labels and view an artist’s musical arc and career thread in a larger context, including what was acceptable to Top 40 radio. It’s all about the big picture.

Other artists that received heavy airplay on alternative radio in the ’90s but in retrospect seem more like mainstream rock or pop include Sheryl Crow, Third Eye Blind, Sarah McLachlan, Gin Blossoms, Shawn Colvin, Toad the Wet Sprocket, Paula Cole, Joan Osborne, Matthew Sweet, Sophie B. Hawkins, Semisonic, Collective Soul and many others. There is no question that all of these artists recorded great songs and may have once been considered alternative, but with the passage of time we can see things more clearly. Thus, they are not included here.

Others, like Massive Attack, the Prodigy, the Shamen, Chemical Brothers, Underworld, DJ Shadow, Sunscreem, and Tricky fit more comfortably in the realm of electronica. Of course, many of these artists blur the lines of multiple genres, and there are no hard and fast rules to determine which are “alternative” or not. Sometimes, it’s simply a judgment call.

The Billboard Modern Rock Chart is a useful guide but not a definitive reference. Many artists who are clearly not alternative have appeared on the chart since it debuted in September 1988, including: the Rolling Stones (twice), Seal, Lenny Kravitz, Ace of Base, Tom Petty, Enya, Rickie Lee Jones, John Hiatt, Deee-Lite, Paul Simon, Chris Isaak, Dire Straits (twice), Robbie Robertson, Terence Trent D’Arby, Shaggy, and the Rembrandts for their much-reviled theme fromFriends, “I’ll Be There For You”. Even Hootie & The Blowfish and Right Said Fred’s “I’m Too Sexy” made the Modern Rock chart. The chart is just one piece of information to consider and certainly not the determining factor as to whether or not a song makes the list or where it should be ranked. One certainty: the most successful song does not always correlate to being the “greatest” song. Often, it does not.

Jadi bagaimana lagu -lagu itu dipilih? Awalnya, ada daftar beberapa ratus lagu yang potensial kandidat. Masing -masing dipertimbangkan secara serius. Seperti daftar tahun 80 -an, hanya satu lagu per artis yang dipilih. Daftar ini terus tumbuh bersama dengan jaring lebar yang dilemparkan untuk penelitian luas di balik proyek ini. Akhirnya, penampung dimulai, dan - dalam latihan yang sangat menyakitkan yang melibatkan memotong beberapa lagu yang benar -benar menakjubkan - 100 terakhir disusun.only one song per artist is selected. The list continued to grow along with the wide net that was cast for the extensive research behind this project. Eventually, the winnowing began, and — in a very painful exercise that involved cutting some truly amazing songs — the final 100 were compiled.

Nilai artistik adalah faktor terpenting dalam memilih lagu, dengan signifikansi budaya dan pengaruh juga dipertimbangkan. Daftar ini disediakan untuk lagu -lagu yang dirilis sebagai bentuk tunggal, apakah komersial atau promosi.

Beberapa artis yang dirilis secara kritis album -album yang merupakan rekaman penting yang tidak diragukan lagi dari tahun 90 -an, tetapi tidak memiliki single yang menonjol yang menuntut inklusi, atau dalam beberapa kasus tidak memiliki single sama sekali - contoh termasuk No Depression Paman Tupelo, Slint's Spiderland, Talk Talk's Laughing Stock, Magnetic Fields '69 Love Songs, Directment Plan's Emergency & I, Hadirin dan Tuan -tuan Spiritual Kami mengambang di luar angkasa dan Belle dan Sebastian jika Anda merasa menyeramkan di antara banyak lainnya. Pengecualian mereka di sini tidak boleh membuat seseorang menyimpulkan bahwa ini tidak dianggap sebagai album penting tahun 90 -an, tetapi ini adalah daftar tunggal. Daftar album mungkin memiliki daftar artis yang sangat berbeda.

Ini diberikan bahwa ada banyak lagu hebat yang tidak termasuk. 100 adalah angka yang tak kenal ampun. Bayangkan, dalam satu dekade dengan trek alternatif pembunuh sebanyak tahun 90 -an, memilih rata -rata hanya 10 single per tahun - 1995 saja dapat dengan mudah menghasilkan daftar 100 trek alternatif klasik. Mempertimbangkan variabel yang terlibat dalam memutuskan apa yang sebenarnya "alternatif", lagu mana yang harus dimasukkan oleh artis tertentu, dan kemudian menentukan bagaimana memberi peringkat, ada banyak keputusan yang harus dibuat. Saya bekerja sangat keras untuk menjadi satu -satunya tujuan dalam latihan yang, pada dasarnya, bersifat subyektif. Tentu saja, ini tidak dimaksudkan untuk menjadi tangkapan-semua single alternatif hebat tahun 90-an-yang akan membutuhkan daftar yang jauh lebih besar. Ini hanya ujung gunung es yang sangat besar dan indah.

Pada akhirnya, karya ini adalah salah satu snapshot dari satu dekade yang luar biasa, dan penghormatan terhadap musik hebat yang muncul dari era ini. Semua orang yang hidup melalui periode musik ini dan menyukainya mungkin memiliki visi yang berbeda. Bahkan jika Anda tidak setuju dengan daftar, tentunya kita bisa merayakan waktu fenomenal ini dalam musik alternatif dan 100 lagu yang benar -benar fantastis ini.

Terima kasih khusus kepada Gina Gerard atas umpan baliknya yang tak ternilai, dukungan editorial dan moral, dan kepada Andrew Tinker, mesin penyuntingan salinan yang luar biasa, atas bantuannya yang tak kenal lelah. Juga banyak terima kasih kepada Michael English, Malcolm Lee, Christopher McKay dan Daniel Miron atas umpan balik editorial.


100. 311 - "Down" (1995)

311 merilis album ketiga self-titled mereka selama musim panas 1995, tetapi itu benar-benar meledakkan tahun berikutnya berkat sebagian besar untuk single kedua yang berani, "Down". Ini adalah sepotong batuan hiper-kinetik, alur remaja yang gelisah dalam bentuk tiga menit kuat dari keberanian radioaktif. 311 memadukan genre dengan mulus, menggabungkan elemen batu, hip-hop, logam dan bahkan reggae ke dalam suaranya. Mereka melakukannya secara alami kedengarannya mudah. "Down" dimaksudkan sebagai 'terima kasih' kepada penggemar 311 yang membantu membawa band dari kota kecil Midwestern ketidakjelasan hingga kesuksesan multi-platinum.

"Down" dibangun di atas gitar panas, drum goreng, goresan meja putar yang melingkupi seperti pisau ninja, dan vokal yang terinspirasi dancehall yang kurang ajar oleh Nick Hexum. Band ini merekam lagu Live di studio dan memberikan kinerja KO yang penuh dengan kesombongan dan energi. 311 adalah tipe kritikus band skater-rock suka membenci, tetapi kadang-kadang orang lupa apa yang selalu menjadi rock and roll: sikap. 311 memberikan banyak hal, dengan daging musik yang mengesankan untuk mendukungnya.

"Down" menghabiskan empat minggu di #1 di Billboard Modern Rock Chart selama musim gugur 1996, lebih dari setahun setelah rilis album. Bersama dengan dua single lainnya "All Campuran" dan "Don't Stay Home", "Down" membantu 311 pindah lebih dari tiga juta unit - album penjualan terbesar band sejauh ini.


99. Heather Nova - "Walk This World" (1994)

Single utama dari penyanyi/penulis lagu kelahiran Bermuda Heather Nova, album kedua Oyster adalah "Walk This World", rocker akustik dramatis yang berdarah dengan keinginan. Ini dibuka dengan geraman gitar cepat sebelum diluncurkan ke dalam pola bass yang menurun yang membentuk tulang punggung ayat -ayat, kadang -kadang berlabuh dengan cello halus (yang saya dengar sebagai saksofon bariton selama ini).

Vokal yang bernafas Nova mengintensifkan keputusasaan indera dalam pencariannya akan makna dan koneksi - bagi seseorang untuk membantu menavigasi labirin Life yang tak terduga dari kesusahan. Tidak mudah untuk percaya, karena dia jelas -jelas terluka oleh pengalaman masa lalu dan telah membangun dinding: “Saya tersedot oleh keajaiban / Dan saya kacau oleh kebohongan / dan saya menggali lubang untuk memanjat / dan saya membangun beberapa sayap untuk terbang ”. Dia mengambil kesempatan, meletakkan dirinya telanjang, mau mencoba lagi - mungkin beberapa keputusasaan datang dengan pemikiran bahwa dia mungkin tidak mendapatkan kesempatan lain.

Nova menjalin melodi yang cekatan selama paduan suara, vokalnya yang multi-tracked mendidih dengan urgensi saat dia bernyanyi, "Aku tidak tersentuh, tapi aku sakit untuk menjadi". Lagu ini tidak memiliki jembatan semata, hanya selingan instrumental yang melamun dengan gitar listrik yang dilacak ganda yang membungkuk secara halus, seolah-olah di bawah air. Suasananya bergejolak dan tidak pasti karena Nova bergulat dengan kebutuhan yang tidak berbalas.

Meskipun Heather Nova terus merilis satu album yang solid, "Walk This World" adalah satu -satunya hit besarnya (sejauh ini) - mencapai #13 di Billboard Modern Rock Chart. Album terbarunya dirilis tahun lalu, The Way It Feels, layak untuk didengarkan dengan baik.

98. Butthole Surfers - "Pepper" (1996)

Veteran Fringe-Rockers Butthole Surfer mencetak kejutan dengan "Pepper", sebuah keanehan dalam katalog hardcore yang sebagian besar eksperimental band. Tidak sulit untuk memahami mengapa "lada" yang terhubung dengan audiens yang besar-ini adalah perjalanan asam gerak lambat yang sangat nyata yang mengaburkan garis antara "Strawberry Fields Forever" dan butik Paul. Gibby Haynes Mati Lirik-lirik kata-kata yang diucapkan selama ayat-ayat, angin kencang terdengar di latar belakang, dan kemudian menyentak kita kembali ke perhatian selama paduan suara hard-rock. Alam semesta "Pepper's" termasuk gitar terbelakang, efek tremolo selama paduan suara, vokalisme aneh dan potongan-potongan lain dari realitas inventif.

Liriknya berkaitan dengan kesempatan acak, karena Haynes menceritakan seorang tokoh yang aneh dan kelemahan mereka yang terkadang mematikan (terinspirasi oleh kenangan mudanya di adegan punk-rock Texas): “Mikey lain mengambil pisau sambil berdebat dalam lalu lintas / sirip mati secara alami Kematian Dia menangkap virus jahat / Lalu ada pemerkosa pemain sepak bola yang selalu ada / mereka semua jatuh cinta dengan sekarat, mereka melakukannya di Texas. ”

"Pepper" adalah single terobosan dari album band Electriclarryland, menghabiskan tiga minggu di #1 di Billboard Modern Rock Chart selama musim panas '96. Masalah penghancuran dan rekaman perusahaan mencegah band dari membangun momentum lagu, dan "Pepper" tetap menjadi gelembung soliter yang entah bagaimana melayang ke permukaan rawa-rawa Texas Dackwoods dan muncul ke gelombang udara.


97. Morfin - “Cure for Pain” (1993)

Tidak ada yang terdengar seperti morfin. Band yang berbasis di Boston, yang dipimpin oleh penyanyi dan bassis Marc Sandman, mengikuti aturan mereka sendiri tentang apa yang seharusnya menjadi rock and roll. Mereka menyempurnakan suara di mana gitar listrik bukanlah faktor penggerak. Sandman terkenal karena gitar bass dua senar yang ditetapkan, yang sering ia mainkan dengan slide. Kait instrumental utama dan solo ditangani oleh saksofon dan resonan Dana Colley. Dua drummer bermain untuk band di berbagai waktu: Billy Conway dan Jerome Deupree. Suara bagian bawah yang tidak biasa dari band ini sangat menggetarkan kritik tetapi tidak pernah mengangkat mereka di luar status kultus di AS, meskipun mereka menikmati beberapa tingkat keberhasilan komersial di Eropa.

The Woozy "Cure for Pain" adalah judul lagu dari album kedua band yang luar biasa. Lagu ini cukup santai untuk telah muncul beberapa xanax, tetapi kebutuhan untuk memedikasikan diri untuk mati rasa rasa sakit apa pun yang dialami Sandman ditata dengan jelas. Bahkan dalam kegelapan ini Sandman tidak pernah kehilangan selera humor akerbisnya: "Saya mengusulkan bersulang untuk pengendalian diri saya / Anda melihatnya merangkak tak berdaya di lantai". Kopel masam memperjelas bahwa prospek berhenti narkoba cukup menyakitkan untuk membenarkan melanjutkan jalannya yang merusak, tetapi dia mengerti itu adalah apa adanya.

Sayangnya, Morfin akan tidak ada lagi pada tahun 1999 ketika Sandman meninggal mendadak karena serangan jantung pada usia 46 saat di atas panggung di sebuah konser di Italia. Morfin meninggalkan warisan musik yang luar biasa, dengan "Cure for Pain" dosis pertama yang baik untuk yang belum tahu.


96. Soul Asylum - "Somebody To Shove" (1992)

"Somebody To Shove" adalah rocker garasi yang membakar dari album keenam Soul Asylum yang berbasis di Minneapolis, Grave Dancer's Union, sejauh ini rilis paling sukses mereka. Vokal Dave Pirner yang gelisah berkendara bersama dengan riff gitar yang berputar sebelum akhirnya merobek bebas selama paduan suara parau. Pertunjukannya ketat-drummer Grant Young (atau lebih mungkin Sterling Campbell, yang dibawa produser Michael Beinhorn karena ia tidak puas dengan pertunjukan Young) memperkuat energi dan menyediakan fondasi yang kuat.

Lirik Pirner Jive dengan nada gelisah lagu itu, saat ia duduk dalam kebosanan sedih untuk seseorang mengaduknya ke dalam semacam aksi yang akan merobek malaise cemberutnya. Hari -hari panjang yang memudar tanpa henti satu sama lain dengan tidak ada yang terjadi, hidup yang dihabiskan menyaksikan jam berbelok hari demi hari - Pirner dengan sempurna menangkap kebutuhan panik untuk melarikan diri dari kebosanan yang tak henti -hentinya. "Seseorang untuk mendorong" batu dan alur dengan manic pengabaian, kereta tekanan yang akhirnya meledak menjadi frustrasi. Keputusasaannya memanas saat lagu menyentuh klimaksnya: “Dan saya menunggu di telepon / menunggu Anda menelepon saya dan memberi tahu saya bahwa saya tidak sendirian / ya, saya menunggu di telepon / saya ' Saya tunggu Anda menelepon saya, hubungi saya / dan katakan saya / katakan saya tidak sendirian! " Sulit untuk tidak dikejutkan oleh kecurigaan yang kuat bahwa panggilan itu tidak akan datang.

Yang pertama dari empat hit besar dari Grave Dancer's Union (bersama dengan "Black Gold", "Without A Trace", dan "Runaway Train"), "Somebody To Shove" mencapai #1 di Billboard Modern Rock Chart pada Desember 1992. Soul Penampilan Killer Asylum dari lagu di MTV Unplugged tetap menjadi salah satu momen terbaik dalam sejarah seri itu.

Halaman 1 2 3 41 2 3 4