4 MASALAH KESEHATAN REMAJA DI INDONESIA
4 Masalah Kesehatan Remaja di Indonesia
Haii kawla muda ????????
Tahukah kamu???
Terdapat 4 masalah kesehatan yang sering dialami remaja di Indonesia
1. Kurang Zat Besi (Anemia)
Menurunkan imunitas, konsentrasi prestasi belajar, kebugaran & produktivitas
2. Kurang Tinggi Badan (Stunting)
Menurunkan
fungsi kognitif, kekebalan & sistem metabolisme tubuh
3. Kurang Energi Kronis (Kurus)
Kurang asupan gizi, baik karena alasan ekonomi maupun psikososial (penampilan)
4. Kegemukan (Obesitas)
Gaya hidup yang tidak sehat & kurang melakukan aktifitas fisik
Ayo kawla muda kita terapkan hidup sehat dimulai sejak dini
????????????????????????
#sehatitumahal
#remajaindonesia
#puskesmaskedaung
Sumber : UPTD PUSKESMAS KEDAUNG
www.pixabay.com
Hasil survei American Academy of Family Physician menunjukkan, hanya sekitar 38 persen pria yang baru merasa perlu untuk memeriksakan diri ke dokter saat keluhan sakit mereka sudah sangat parah. Dibandingkan wanita, pria memang terkenal kurang peduli dengan kondisi kesehatannya sendiri.
Tidak sedikit dari pria yang malu untuk memeriksakan diri ke dokter. Padahal, ada begitu banyak masalah kesehatan yang penting untuk dijaga oleh pria. Bukan hanya tentang kesehatan reproduksi saja, lho! Telusuri yuk, 10 kebiasaan buruk yang kerap pria anggap sepele, namun berdampak fatal bagi kesehatan mereka! (TA/WK)
Baca juga: 10 Fakta Kesehatan yang Bisa Pria Pelajari dari Wanita1 dari 10
Melewatkan pemeriksan kesehatan rutin
Tidak semua pria menyikapi kenaikan berat badan dengan beralih seketika pada olahraga dan pola diet yang lebih sehat. Banyak diantara mereka yang tetap meyakinkan diri bahwa kondisi kesehatan mereka baik-baik saja, selama tidak ada keluhan penyakit yang dirasakan. Padahal, cara terbaik untuk menjauhi penyakit adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan mencegahnya melalui deteksi dini. Jadi, sebelum keluhan kesehatanmu menumpuk, jangan malas untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter ya, Gengs!
KOMPAS.com – Ada berbagai masalah kesehatan yang bisa memperparah kondisi saat terpapar Covid-19.
Memperparah kondisi yang dimaksud di sini dapat berarti bahwa seseorang dengan Covid-19 mungkin memerlukan:
- Rawat inap
- Perawatan intensif
- Ventilator untuk membantu bernafas
- Atau bahkan mungkin meninggal dunia
Baca juga: Berapa Tinggi Demam yang Jadi Gejala Virus Corona? Ini Kata Dokter
Dilansir dari Medical News Today, orang lanjut usia (lansia) telah teridentifikasi lebih mungkin untuk mengalami sakit parah akibat Covid-19.
Lebih dari 80 persen kematian akibat Covid-19 dilaporkan terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun dan lebih dari 95 persen kematian akibat Covid-19 terjadi pada orang yang berusia lebih dari 45 tahun.
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Orang dewasa atau lansia lebih mungkin mengalami sakit parah akibat Covid-19 karena secara umum, semakin tua usia, maka kian banyak kondisi kesehatan yang dimiliki.
Berbagai masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya memang dapat menempatkan orang-orang pada peningkatan risiko sakit dan kematian akibat Covid-19.
Jika Anda memiliki kondisi medis, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mengelola kesehatan dan risiko Anda.
Langkah-langkah pencegahan untuk Covid-19, termasuk vaksinasi, memakai masker, dan menjaga jarak sangat penting dilakukan terutama jika Anda termasuk kelompok lansia atau memiliki beberapa penyakit.
Baca juga: 4 Manfaat Vaksin Covid-19 yang Perlu Dipahami
Masalah kesehatan yang bisa memperparah kondisi saat terpapar Covid-19
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ada berbagai kondisi medis potensial yang telah teridentifikasi dapat membuat seseorang lebih mungkin sakit parah saat terinfeksi Covid-19.
Berikut kondisi medis yang perlu diwaspadai itu:
1. Kanker
Memiliki kanker dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Perawatan untuk berbagai jenis kanker dapat melemahkan kemampuan tubuh Anda untuk melawan penyakit.
Saat ini, berdasarkan studi yang tersedia, memiliki riwayat kanker bisa meningkatkan risiko Anda mengalami sakit parah akibat Covid-19.
Baca juga: Memahami Hubungan Anemia dan Kanker
2. Penyakit ginjal kronis
Memiliki penyakit ginjal kronis pada tahap apa pun dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Penyakit ginjal kronis adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertajap karena kerusakan organ ini.
Secara medis, gagal ginjal kronis dapat didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
3. Penyakit paru kronis
Penyakit paru-paru kronis juga dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Penyakit-penyakit ini mungkin termasuk:
- Asma jika sedang hingga berat
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), termasuk emfisema dan bronkitis kronis
- Memiliki jaringan paru-paru yang rusak atau terluka seperti penyakit paru interstisial (termasuk fibrosis paru idiopatik)
- Fibrosis kistik, dengan atau tanpa transplantasi paru atau organ padat lainnya
- Hipertensi pulmonal (tekanan darah tinggi di paru-paru)
Baca juga: 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai
4. Demensia atau kondisi neurologis lainnya
Memiliki kondisi neurologis, seperti demensia dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir.
Jenis demensia yang dilaporkan paling sering terjadi termasuk penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
Alzheimer merupakan demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak.
Sementara, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.
5. Diabetes
Memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2 dapat pula membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di atas normal.
Baca juga: 7 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2
6. Down syndrome
Memiliki Down syndrome dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Down syndrome merupakan kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual pada penderitannya.
7. Kondisi jantung
Memiliki kondisi jantung seperti gagal jantung, penyakit arteri koroner, kardiomiopati, dan kemungkinan tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
8 Infeksi HIV
Memiliki infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dapat membuat Anda lebih mungkin untuk sakit parah akibat Covid-19.
Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS
9. Keadaan immunocompromised (sistem kekebalan melemah)
Memiliki sistem kekebalan yang lemah dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Banyak kondisi dan perawatan dapat menyebabkan seseorang mengalami immunocompromised.
Imunodefisiensi primer disebabkan oleh cacat genetik yang dapat diturunkan.
Sementara, penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan atau obat-obatan pelemah kekebalan lainnya dapat menyebabkan Imunodefisiensi sekunder.
Orang yang memiliki kondisi sistem kekebalan lemah atau sedang mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan mungkin tidak sepenuhnya terlindungi Covid-19 bahkan jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya.
Mereka harus terus mengambil semua tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk orang yang tidak divaksinasi, termasuk mengenakan masker yang pas sampai disarankan sebaliknya oleh dokter.
10. Penyakit liver
Memiliki penyakit hati kronis, seperti penyakit hati terkait alkohol, penyakit hati berlemak nonalkohol, dan terutama sirosis, atau jaringan parut pada hati, dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Baca juga: 10 Gejala Penyakit Liver yang Perlu Diwaspadai
11. Kegemukan dan obesitas
Kegemukan dapat diidentifikasi ketika seseorang memiliki indeks massa tubuh (IMT) mencapai angka 23-24,9.
Sedangkan seseorang dapat dikatakan mengalami obesitas jika IMT-nya berada di atas angka 25.
Kegemukan dan obesitas ini dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Risiko penyakit Covid-19 yang parah meningkat tajam seiring dengan peningkatan BMI.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
12. Kehamilan
Wanita hamil dan baru melahirkan (setidaknya 42 hari setelah akhir kehamilan) lebih mungkin untuk sakit parah akibat Covid-19 dibandingkan dengan orang yang tidak hamil.
Kondisi ibu hamil terinfeksi Covid-19 bisa membuat mereka sangat memerlukan perawatan di rumah sakit, ruang intensif atau ventilator dan alat bantu napas lainnya.
Bahkan, pada kondisi buruknya lagi, Covid-19 ini meningkatkan risiko kejadian persalinan prematur dan komplikasi kehamilan lainnya.
13. Penyakit sel sabit atau talasemia
Memiliki kelainan darah hemoglobin seperti penyakit sel sabit atau talasemia dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Talasemia merupakan kelainanan darah bahwaan dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan sel darah merah di bawah angka normal.
Baca juga: Mengenal Talasemia: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya
14. Merokok saat ini atau sebelumnya
Menjadi perokok atau mantan perokok dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Jadi langkah terbaik adalah, jika saat ini Anda merokok, maka berhentilah.
Jika Anda dulu merokok, jangan mulai lagi!
Jika Anda belum pernah merokok, jangan mulai!
15. Transplantasi organ padat atau sel induk darah
Pernah menjalani transplantasi organ padat atau sel induk darah yang mencakup transplantasi sumsum tulang dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
16. Stroke atau penyakit serebrovaskular yang mempengaruhi aliran darah ke otak
Memiliki penyakit serebrovaskular, seperti stroke dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
17. Gangguan penggunaan zat
Memiliki gangguan kesehatan akibat penggunaan zat tertentu, seperti alkohol, opioid, atau gangguan penggunaan kokain dapat membuat Anda lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19.
Untuk menjadi catatan, CDC mempublikasikan informasi mengenai berbagai masalah kesehatan yang dapat memperparah kondisi saat terpapar Covid-10 di atas pada 20 Agustus 2021 lewat laman resminya.
Dengan kata lain, masih ada kemungkinan tambahan daftar kondisi medis yang bisa membuat Anda sakit parah akibat Covid-19 menyesuaikan dengan perkembangan situasi atau hasil penelitian.
Selain itu, kondisi medis yang langka mungkin belum termasuk dalam daftar masalah kesehatan yang dapat memperparah kondisi saat terpapar Covid-19 di atas.
Untuk sementara, siapa pun penting dapat berbicara dengan dokter jika mencurigai diri terpapar Covid-19.
Baca juga: Jenis-jenis Narkoba dan Bahayanya Bagi Tubuh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Apa saja contoh masalah kesehatan?
Apa saja masalah kesehatan terbesar di Indonesia?
Apa saja masalah kesehatan pada remaja?
Apa saja tantangan kesehatan masyarakat pada saat ini?
Dari potensi 700+ gangguan kesehatan yang kami sadari, di bawah ini adalah 10 masalah kesehatan teratas yang kami temui dalam penjaminan asuransi jiwa berisiko tinggi. Kami bekerja dengan & nbsp; penjamin asuransi jiwa di perusahaan asuransi jiwa terbaik di Amerika. & Nbsp; Jika Anda memiliki salah satu dari sepuluh masalah kesehatan teratas, kami dapat membantu Anda. Kami memahami gangguan kesehatan dari A & NBSP; sudut pandang penjaminan asuransi jiwa. & Nbsp; Kami tahu kekhawatiran yang dimiliki oleh penjamin emisi asuransi jiwa, dan tahu pertanyaan yang harus Anda tanyakan tentang kesehatan & nbsp; sejarah & nbsp; Tidak pernah ada kewajiban atau tekanan dengan layanan kami. & NBSP; Kami akan memberi Anda informasi yang Anda butuhkan untuk membuat keputusan tentang asuransi jiwa Anda.10 masalah kesehatan teratas untuk asuransi jiwa
Penjaminan asuransi jiwa untuk kondisi kesehatan
Michael J. Horbal
Pemilik Riskquoter
Terlalu banyak orang membayar lebih untuk asuransi jiwa karena mereka berakhir dengan perusahaan asuransi jiwa yang salah, agen, atau keduanya. Itu sebabnya saya memulai Riskquoter - untuk membantu Anda mendapatkan tarif asuransi jiwa terbaik yang tersedia.
Sebagai agen asuransi independen, saya berlisensi di 50 negara bagian dan District of Columbia dan menawarkan 40+ perusahaan asuransi jiwa untuk memastikan Anda mendapatkan tarif terbaik Anda!
Oleh Michael Horbal - Diperbarui pada - 10/02/2022
Kamu di sini
Berkat penelitian selama beberapa dekade, orang Amerika hidup lebih lama. Namun penyakit kronis masih mempengaruhi petak besar populasi dan didistribusikan secara tidak merata menciptakan kesenjangan kesehatan. Penyakit kronis ini umum dan mahal, dan banyak yang dapat dicegah. Peneliti NIH - dasar, terjemahan, klinis, dan berbasis komunitas - menangani tantangan ini secara langsung.
Tantangan
Penyakit jantung dan stroke
Penyakit jantung dan stroke masih merupakan penyebab utama kematian bagi pria dan wanita AS. & Nbsp; ilmuwan yang didanai NIH saat ini mencari kekuatan obat presisi untuk lebih memahami dan mengelola gangguan ini.
Kanker
Kanker adalah salah satu penyakit negara kita yang paling ditakuti, dengan lebih dari 1,6 juta kasus baru didiagnosis setiap tahun. & NBSP; tetapi berkat penelitian NIH, jumlah ini sekarang jatuh. & NBSP;
Kecanduan opioid
Penelitian yang didukung NIH telah menyebabkan strategi yang efektif yang dapat diterapkan sekarang untuk menyelamatkan nyawa dan untuk mencegah dan mengobati kecanduan opioid. & NBSP;
Penyakit menular
Ilmuwan NIH bekerja untuk lebih memahami bagaimana mikroba mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, menemukan diagnostik baru yang dapat lebih cepat mendeteksi resistensi, dan menemukan obat antibiotik dan vaksin baru untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. & NBSP;
Diabetes
Diabetes mempengaruhi 30 juta orang dewasa dan anak-anak Amerika. & NBSP; kemajuan teknologi yang didanai NIH menawarkan banyak janji. & Nbsp;
«Sebelumnya: Dari Sutradara Berikutnya: Pikiran Sehat»
Halaman ini terakhir ditinjau pada 12 Februari 2020